Kamis, 15 Januari 2009

Sabar menghadapi musibah

Nabi Muhammad saw. bersabda bahwa Allah berfirman, “Tidak ada seorang hamba pun yang terkena musibah, lalu berpegang kepada-Ku, kecuali Aku akan memberinya sebelum ia meminta kepada-Ku, dan Aku akan mengabulkan sebelum ia berdoa kepada-Ku. Dan tidak ada seorang hamba pun yang terkena musibah lalu bergantung kepada makhluk selain Aku, kecuali Aku tutup pintu-pintu langit baginya.�
Di sini Allah swt. mengajarkan cara mengatasi musibah, yaitu dengan bermunajat kepada-Nya.

Al-Junaid al-Bahdady berkata, “Bala adalah penerang bagi orang-orang yang arif, kebangkitan bagi orang-orang yang menghendaki rido Allah, kebaikan bagi orang mukmin dan kebinasaan bagi mereka yang lengah! Tidak seorang pun akan mendapat manisnya iman sehingga dia ditimpa bencana lalu rido dan sabar.�
� Dalam hadis tersebut kita mendapat pelajaran bahwa apabila kita memilih rido dan sabar (di samping ikhtiar) akan datang manisnya iman. adalah metode yang kita pilih (disamping ikhtiar), kita seyogyanya akan merasakan manisnya iman.

Jabir r.a. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Malu merupakan perhiasan, takwa merupakan kemuliaan, dan sebaik-baiknya kendaraan adalah sabar. Menanti jalan keluar dari Allah swt. adalah ibadah.� (H.R. Hakim)
� Secara harfiah, Islam berarti berserah diri. Oleh karena itu, memaksakan kehendak bukanlah metode yang terpilih secara Islam. Kun fa ya kun, jadilah apa yang dikehendaki-Nya, bukan apa yang kita kehendaki. Dalam hal ini, kesabaran merupakan metode yang dianjurkan oleh Islam. Namun, makna sabar saat ini sudah disalahartikan dan dianggap sebagai suatu �kebodohan� dalam masyarakat sehingga umat Islam mengalah demi mengusung nama sabar.

Rasulullah saw. bersabda bahwa Allah swt. berfirman, “Apabila Aku sudah menimpakan musibah kepada salah seorang hamba-Ku, baik pada badan, harta maupun anaknya, kemudian dia menghadapinya dengan kesabaran yang sempurna, maka Aku malu membuka catatan amalnya atau menegakkan timbangan baginya pada hari kiamat kelak.� (H.R. Dailami)

Comments :

0 komentar to “Sabar menghadapi musibah”

Posting Komentar


Hadits tentang Puasa Asyura (Hari kesepuluh bulan Muharram

Berdasarkanbeberapa hadits ditemukan anjuran Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam kepada ummat Islam agar melaksanakan puasa di tanggal sepuluh bulan Muharram. Tanggal sepuluh bulan Muharram biasa disebut Yaum ’Aasyuura (Hari kesepuluh bulan Muharram).

Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Seutama-utama berpuasa sesudah bulan Ramadhan ialah dalam bulan Allah yang dimuliakan - yakni Muharram - dan seutama-utama shalat sesudah shalat wajib ialah shaliatullail - yakni shalat sunnah di waktu malam." (Riwayat Muslim)

Suatu ketika Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mendapati kaum Yahudi sedang berpuasa pada hari ’Asyuura. Lalu beliau bertanya mengapa mereka berpuasa pada hari itu. Merekapun menjelaskan bahwa hal itu untuk memperingati hari dimana Allah telah menolong Nabi Musa bersama kaumnya dari kejaran Fir’aun dan balatentaranya. Bahkan pada hari itu pula Allah telah menenggelamkan Fir’aun sebagai akibat kezalimannya terhadap Bani Israil. Mendengar penjelasan itu maka Nabi shollallahu ’alaih wa sallam-pun menyatakan bahwa ummat Islam jauh lebih berhak daripada kaum Yahudi dalam mensyukuri pertolongan Allah kepada Nabi Musa. Maka beliau-pun menganjurkan kaum muslimin agar berpuasa pada hari ’Asyuura.


Selengkapnya

Kisah Nabi Ismail as

Sampai Nabi Ibrahim yang berhijrah meninggalkan Mesir bersama Sarah, isterinya dan Hajar, di tempat tujuannya di Palestina. Ia telah membawa pindah juga semua binatang ternaknya dan harta miliknya yang telah diperolehnya sebagai hasil usaha niaganya di Mesir.
Al-Bukhari meriwayatkan daripada Ibnu Abbas r.a.berkata:
Pertama-tama yang menggunakan setagi {setagen} ialah Hajar ibu Nabi Ismail tujuan untuk menyembunyikan kandungannya dari Siti Sarah yang telah lama berkumpul dengan Nabi Ibrahim a.s. tetapi belum juga hamil. tetapi walaubagaimana pun juga akhirnya terbukalah rahasia yang disembunyikan itu dengan lahirnya Nabi Ismail a.s. .

Berita terbaru


 

Copyright © 2009 by The Power of Hikmah