Kamis, 08 Mei 2014

5 Kewajiban muslim terhadap agamanya

Diinul islaam, jika dilihat dari asal katanya adalah Dien atau dii, dari kata bahasa arab دان - يدين – دينا dimana terbagi menjadi beberap masdar kata yang berarti agama, pahala/balasan, perhitungan, dan pengelolaan. Sedangkan Islaam  dari kata Arab Aslama-Yuslimu-Islaman yang secara kebahasaan berarti bisa bermakna berserah diri, menyelamatkan. Maka bisa sedikit disimpulkan Diinul islaam kurang lebihnya bisa berarti ajaran yang mengajarkan kepada umatnya untuk senantiasa berserah diri dengan tunduk dan takut kepada Allah SWT dengan pengelolaan perhitungan kehidupan secara cermat agar menjadi selamat(sukses) di dunia dan saat pembalasan di akhirat. Dan tentunya dengan ajaran yang berdasarkan Al-Quran dan Assunah.     

Diturunkannya agama islam oleh Allah SWT kepada mahluknya agar si mahluk senantiasa berjalan sesuai dengan guidance way of life Al-Quran dan Assunah, dan menjalani islam secara kaffah dan istiqomah atau all out walaupun harus bersusah payah dan jatuh bangun karena banyak ujian dan godaan.

Untuk mengapai tatanan kaffah itu bisa diartikan ada 5 langkah garis besar kewajiban bagi seorang muslim terhadap ajaran islam.

1. Mengimani Islam
Kewajiban dasar seorang muslim adalah mengimani islam dengan konsekuensi logis bertauhid kepada Allah SWT, rabb semesta alam, dengan segala Kemahakuasa-Nya dan Keagungan-Nya tanpa disertai mensekutukan-Nya dengan apapun, siapapun, kapanpun dan dimanapun.


“Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."(QS.Al-Ikhlas 1-4)

“Maka apakah mereka mencari dien/agama yang lain dari dien/agama Allah, padahal kepada-Nya-lah berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan”.(QS Ali Imron 83)

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.
 Tetapi jika kamu menyimpang (dari jalan Allah) sesudah datang kepadamu bukti-bukti kebenaran, maka ketahuilah, bahwasanya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. Al-Baqarah 208-209)

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) dien (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.( QS Al-Baqarah 256)

2. Mengilmui Islam
Setelah itu, berusaha mengilmui atau mempelajari islam dengan senantiasa membaca, muthalaah, tadarus Al-Quran secara menyeluruh dari awal sampai akhir, dengan tidak mengambil ayat-ayat tertentu saja atau ayat sepotong-potong. 
Juga senantiasa berusaha terus belajar memahami dan mencari sumber hadits-hadits Rasulullah SAW yang lebih banyak dan lebih baik sanad dan rawi-nya serta penjelasan-penjelasan, nasehat,  tausiyah, ceramah ulama dari hadits tentang prilaku dan hukum dalam ajaran islam.

Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Quran”
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya. “ (QS. Al Hasyr:7)

Rasulullah Saw bersabda:
“Aku tinggalkan kepada kalian dua perkara yang kalian tidak akan tersesat selamanya selama berpegang teguh dengan keduanya, Kitabullah dan Sunnah” (HR. Malik)

3. Mengamalkan Islam
Setelah mengetahui dan memahami dari belajar al-qurna dan assunnah (hadits), seorang muslim harus mengamalkan apa yang telah ia dapat dan pahami dengan sekuat tenaga. Dengan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga prilaku dan kepribadian seorang muslim menjadi shaleh (benar, sesuai) dan mengalir seiring ajaran islam. Kehidupan dunia tertata sebagai ladang memperoleh pahala sebagai bekal ketika di akhirat dengan keridhaan Allah Ta’ala.
Sehingga dengan mengamalkan ajaran islam, maka pribadi-pribadi  muslimin dan muslimah dapat menjadi khalifah-khalifah yang rahmatan lil alamain, Bisa bermanfaat dan membawa maslahat bagi sesama makhluk di dunia.

Allah T’ala berfirman “
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan mengerjakan amal-amal yang shalih, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa. Dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka. Dan Dia benar-benar akan mengganti (keadaan) mereka, setelah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap beribadah kepada-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” [An-Nur : 55]

Rasulullah SAW bersabda:
“Mohonlah kepada Allah ilmu yang bermanfaat dan mohonlah perlindungan kepada Allah dari ilmu yang tidak bermanfaat “(Sunan Ibn Mâjah, Kitâb al-Du'â', Bâb Mâ Ta'awwadza Minh Rasûlullâh, hadis no. 3833)

4. Mempertahankan islam
Setelah mengimani, dan mempelajari serta mengamalkan apa yang di wajibkan dan di larang, seorang muslim harus bisa mempertahankan amalan-amalan shalehnya dengan sekuat tenaga dan menjauhi segala apa yang dilarang agama dengan sekuat tenaga pula. Sehingga pertahanan keimanan ini sebagai jihad, bukan sekedar jihad perang terhadap orang kafir harby tapi jihad perang melawan hawa nafsu dankedholiman, jihad perang melawan kefakiran dan kesengsaraan dan  jihad melawan kebodohan.

Memang mempertahankan keimanan dan ketaqwaan jauh lebih sulit dari pada mencarinya, dan sering dirasa berat, susah dan menyedihkan, namun itu semua bisa menjadi yang terbaik bagi kita di masa yang akan datang.

Allah SWT berfirman:
“Telah diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Dan bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal sesuatu itu baik bagimu. Dan bisa jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal sesuatu itu buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)

“Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik”.(Q.S. Yusuf : 108)
  
5. Mengajarkan/mendakwahkan islam
Setelah itu, sambil mempertahankan keislaman, seorang muslim diwajibkan untuk mengajarkan dan menyebarkan kepada yang belum mengetahui. Hal itu disamping akan memperkuat keimanan yang mengajarkan atau yang mendakwahkan, juga sebagai ladang amal shaleh karena mengajak kepada kebenaran dan kebaikan

Allah Ta’ala berfirman :
"Demi Masa! Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian; Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal soleh dan mereka pula berpesan-pesan dengan kebenaran serta berpesan-pesan dengan kesabaran".(QS. Al-Asr,Ayat 1-3)

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Ali Imran: 104)

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Q.S. Ali Imran: 110)

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S. An-Nahl :125)

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka ta’at pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Q.S. At-Taubah : 71)

Rasulullah SAW bersabda:
Dari Ustman bin Affan radhiyallahu ‘anhu berkata: “Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar al-Quran dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)

“Tidaklah seorang nabi yang diutus Allah dari umat sebelumku, kecuali dari umatnya terdapat orang-orang hawariyun (para pembela dan pengikut) yang melaksanakan sunnahnya serta melaksanakan perintah-perintahnya. Kemudian, datang generasi setelah mereka; mereka mengatakan sesuatu yang tidak mereka kerjakan dan mereka mengerjakan sesuatu yang tidak diperintahkan. Oleh karena itu, siapa yang berjihad terhadap mereka dengan tangannya, maka ia adalah orang mukmin, siapa yang berjihad melawan mereka dengan lisannya, maka ia adalah orang mukmin. Dan siapa yang berjihad melawan mereka dengan hatinya, maka ia adalah orang mukmin. sedangkan di bawah itu semua tidak ada keimanan meskipun hanya sebesar biji sawi “(H. R. Muslim)”

“Barang siapa yang menunjukkan kepada suatu kebaikan, maka baginya pahala seperti orang yang melaksanakannya” “(H. R. Muslim)
Rasulullah pernah bersabda: “Barangsiapa yang melihat kemungkaran, maka cegahlah dengan tanganmu, apabila belum bisa, maka cegahlah dengan mulutmu, apabila belum bisa, cegahlah dengan hatimu, dan mencegah kemungkaran dengan hati adalah pertanda selemah-lemah iman” (H. R. Muslim)

Maka pertanyaan yang timbul, sampai langkah/tingkat mana keislaman kita saat ini?

Wallahu ‘alam bis shawab.

Comments :

0 komentar to “5 Kewajiban muslim terhadap agamanya”

Posting Komentar


Hadits tentang Puasa Asyura (Hari kesepuluh bulan Muharram

Berdasarkanbeberapa hadits ditemukan anjuran Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam kepada ummat Islam agar melaksanakan puasa di tanggal sepuluh bulan Muharram. Tanggal sepuluh bulan Muharram biasa disebut Yaum ’Aasyuura (Hari kesepuluh bulan Muharram).

Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Seutama-utama berpuasa sesudah bulan Ramadhan ialah dalam bulan Allah yang dimuliakan - yakni Muharram - dan seutama-utama shalat sesudah shalat wajib ialah shaliatullail - yakni shalat sunnah di waktu malam." (Riwayat Muslim)

Suatu ketika Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mendapati kaum Yahudi sedang berpuasa pada hari ’Asyuura. Lalu beliau bertanya mengapa mereka berpuasa pada hari itu. Merekapun menjelaskan bahwa hal itu untuk memperingati hari dimana Allah telah menolong Nabi Musa bersama kaumnya dari kejaran Fir’aun dan balatentaranya. Bahkan pada hari itu pula Allah telah menenggelamkan Fir’aun sebagai akibat kezalimannya terhadap Bani Israil. Mendengar penjelasan itu maka Nabi shollallahu ’alaih wa sallam-pun menyatakan bahwa ummat Islam jauh lebih berhak daripada kaum Yahudi dalam mensyukuri pertolongan Allah kepada Nabi Musa. Maka beliau-pun menganjurkan kaum muslimin agar berpuasa pada hari ’Asyuura.


Selengkapnya

Kisah Nabi Ismail as

Sampai Nabi Ibrahim yang berhijrah meninggalkan Mesir bersama Sarah, isterinya dan Hajar, di tempat tujuannya di Palestina. Ia telah membawa pindah juga semua binatang ternaknya dan harta miliknya yang telah diperolehnya sebagai hasil usaha niaganya di Mesir.
Al-Bukhari meriwayatkan daripada Ibnu Abbas r.a.berkata:
Pertama-tama yang menggunakan setagi {setagen} ialah Hajar ibu Nabi Ismail tujuan untuk menyembunyikan kandungannya dari Siti Sarah yang telah lama berkumpul dengan Nabi Ibrahim a.s. tetapi belum juga hamil. tetapi walaubagaimana pun juga akhirnya terbukalah rahasia yang disembunyikan itu dengan lahirnya Nabi Ismail a.s. .

Berita terbaru


 

Copyright © 2009 by The Power of Hikmah