Memantapkan Niat
- Nabi Muhammad saw. mengawali puasa dengan niat, sebab niat merupakan jiwa dari amalan. Setelah mengucapkan niat langkah berikutnya adalah memohon kepada ALLAH SWT agar niat tersebut di mantapkan. Berbeda dengan puasa sunnah semisal puasa Senin-Kamis yang niatnya boleh diniatkan pada pagi ketika hendak berpuasa. Maka puasa wajib di bulan Ramadhan ini niatnya dilakukan pada malam harinya untuk berpuasa esok hari.
- Barangsiapa yg tak berniat sebelum fajar untuk puasa maka tak ada puasa baginya. (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, Al-Baihaqi)
- Barangsiapa yg tak berniat puasa pada malam hari maka tak ada puasa baginya. (HR An-Nasa’I, Al-Baihqi, Ibnu Hazm)
- Sahurlah kalian, karena sesungguhnya dalam sahur terdapat barakah. (HR. Bukhari)
- Semua sahur adalah barakah, maka janganlah kalian meninggalkannya, walaupun di antara kalian hanya meneguk air. Sesungguhnya ALLAH dan para malaikat-NYA bershalawat atas orang-orang yang melakukan sahur. (HR. Ahmad, dan al-Mundziri)
- Orang-orang akan senantiasa dalam kebaikan selama menyegerakan berbuka. (HR Bukhari Muslim)
- Tiga perkara yang merupakan akhlak para nabi: menyegerakan berbuka, mengakhirkan sahur dan meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri dalam shalat. (HR. Ath-Thabarani, hadist Mauquf)
- Adalah Rasulullah Saw berbuka dengan korma basah (ruthab), jika tidak ada ruthab maka berbuka dengan korma kering (tamr), jika tidak ada tamr maka minum dengan satu tegukan air. (HR. Ahmad, Abu Daud, Baihaqi, Hakim, Ibn Sunni, Nasai, Daruquthni dan lainnya)
- Berdoa ketika berbuka puasa merupakan salah satu doa Mustajab, seperti banyak disebut dalam hadist-hadist. Antara lain: Tiga orang yang tidak akan ditolak doanya, orang yang puasa ketika berbuka, Imam yang adil dan doanya orang yang didhalimi. (HR. Tirmidzi, Ibn Majah, dan Ibnu Hibban)
- “Dzahabadh zhoma’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah” [Telah hilang dahaga dan telah basah urat-urat, dan telah ditetapkan pahala Insya Allah. (HR. Abu Daud, Baihaqi, Hâkim, Ibn Sunni, Nasâ’i, Daruquthni dan lainnya)]
- Barangsiapa yang memberi buka orang yang puasa akan mendapatkan pahala seperti pahalanya orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahalanya sedikitpun. (HR. Ahmad, Tirmidzi, bn Mâjah, Ibn Hibban dan dishahih kan oleh Imam Tirmidzi)
- Barangsiapa melakukan sholat pada malam-malam Ramadhan dengan iman dan mengharapkan keridhoan-Nya, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni. (HR. Bukhori dan Muslim)
- Dari Ibnu Abbas, “Rasulullah adalah orang yang paling dermawan dan lebih besar kedermawanannya pada bulan Ramadhan ketika Jibril menemuinya. Jibril biasanya menemuinya setiap malam Ramadhan, lalu tadarus Al-Qur’an (dengan beliau). Sungguh Rasulullah Saw ketika ditemui Jibril menjadi orang yang lebih murah hati dalam kebaikan sehingga lebih banyak memberi (seperti) tiupan angin.” (HR. Bukhori dan Muslim)
- Rasulullah Saw bersabda;" Pada bulan Ramadhan umatku diberi lima perkara yang tidak pernah diberikan pada seorang Nabi pun sebelumku. Pertama, bila datang setiap awal Ramadhan, ALLAH melihat mereka. Barangsiapa dilihat ALLAH, maka selamanya tidak akan disentuh adzab. Kedua, bau mulut mereka pada sore hari disisi ALLAH lebih harum dari aroma minyak kesturi. Ketiga, para malaikat memohonkan ampunan bagi setiap siang dan malam. Keempat, ALLAH menyuruh surga-Nya dengan firman-Nya : “Bersiap-siaplah dan hiasilah dirimu untuk hamba-hamba-KU. Kamu telah dekat saat beristirahat dari kelelahan hidup di dunia dan kembali ke tempat-KU dan rahmat-KU.” Kelima, bila telah tiba akhir Ramadhan, ALLAH mengampuni dosa-dosa mereka semua.” (HR. Ahmad, Baihaqi dan Al-Bazzar)
Comments :
0 komentar to “Puasa cara Rasulullah SAW”
Posting Komentar