Sabtu, 02 Mei 2009

HATI BENING

Dalam setiap sisi kehidupan selalu terdapat ritme hidup yang selalu menjadikan setiap hati manusia senantiasa bisa berubah-ubah. dimana dari setiap perubahan yang ditumbulkan oleh hati bisa membawa si pemilik untuk melakukan sesuatu yang baik, shaleh, mulia dan terjaga namun terkadang hati kita juga membuat anggota badan melakukan sesuatu yang buruk dan tidak terpuji. Hati itulah yang mengantarkan manusia menuju ke cinta surga dan cinta neraka. karena hati adalah tempat bersemayam iman seseorang. akibat perubahan yang ditimbulkan itulah maka Rasulullah SAW memberikan gambaran sekaligus saran agar umatnya senantiasa menjaga hati tersebut, "Sesungguhnya dalam diri manusia terdapat segumpal daging, jikalau ia baik maka seluruh tubuh akan menjadi baik namun jika ia buruk maka seluruh tubuhpun akan menjadi buruk, ia adalah hati".
kebutuhan untuk menjaga agar hati selalu dalam jalan iman mutlak dibutuhkan karena kondisi iman itu sendiri bisa fluktuatif pada diri manusia. Rasulullah SAW bersabda: "Iman itu senantiasa bertambah dengan perbuatan taat dan berkurang dengan perbuatan maksiat". disinilah fungsi hati sebagai bagian sentral pada diri manusia. hati yang jernih bagaikan cermin yang dapat memanturkan setiap sinar, melihat suatu masalah dengan tenang, namun hati yang selalu buram tidak mampu memantulkan cahaya yang datang. bukankah banyak orang yang mengaharapkan ketentraman dan ketenangan hati?kerusakan tatanan masyarakat juga akibat ketidaktentraman hati karena merasa kurang dan tidak pernah bersyukur sehingga timbul berbagai masalah sosial seperti korupsi, perampokan dan tindak kejahatan lain. Alloh SWT sebagai pemilik hati manusia, Maha Development manusia memberikan referensi untuk ciptaannya melalui Al-Quran yang berbunyi " Alaa bidzikrillahi tatmainnul Quluub" artinya "Sesungguhnya dengan mengingat Alloh akan menentramkan hati".

Disnilah fungsi hati sebagai pengontrol hidup manusia dengan selalu menjaga hati tetap pada koridor Ilahi maka hati akan merefleksikan pada tingkah laku manusia pada perilaku yang selalu dirahmati dan diberkahi. segala sesuatu dipasrahkan pada Alloh SWT dari setiap tindakannya karena hal itu akan menautkan hakekat manusia sebagai hamba yang lemah dan tentu akan mereflesikan sifat-sifat yang tawaduk dan merasa harus terus memperbaiki diri agar senantiasa pertemuan yang pasti dengan Ilahi nanti akan dihiasi dengan kebahagiaan hakiki. Rasulullah SAW mengingatkan melaui sabdanya "Sesungguhnya Alloh SWT tidaklah melihat ke badan(kesempurnaan tubuh) dan pakaian(harta,jabatan) kalian, namun pada hati kalian". memang tidak mudah menjaga agar hati senantiasa bening, hati yang mudah memantulkan cahaya yang indah dari Ilahi karena perjalanan kualitas hidup perlu diuji oleh Sang Maha Pemberi.
Dalam Al-quran disebutkan:
"(Alloh lah) yang menjadikan mati dan hidup, untuk benar-benar menguji kamu, siapakah yang paling baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun." Al-Mulk.2
dengan hati bening bisa melihat masalah dengan tenang dan fokus, pikiran jernih dan jauh dari rasa gundah karena selalu bisa melihat sisi-sisi hikmah yang indah dalam sebuah masalah. dan berbagai persoalan bisa terlewati dengan mudah.
Maka marilah selalu meminta menjaga hati dengan perlindungan dari Sang Maha Penjaga dan Pemelihara melalui sholat dan doa "yaa muqollibal qulub sabbits qolbii 'ala diinny" walla alam bis sowaab...

Comments :

0 komentar to “HATI BENING”

Posting Komentar


Hadits tentang Puasa Asyura (Hari kesepuluh bulan Muharram

Berdasarkanbeberapa hadits ditemukan anjuran Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam kepada ummat Islam agar melaksanakan puasa di tanggal sepuluh bulan Muharram. Tanggal sepuluh bulan Muharram biasa disebut Yaum ’Aasyuura (Hari kesepuluh bulan Muharram).

Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Seutama-utama berpuasa sesudah bulan Ramadhan ialah dalam bulan Allah yang dimuliakan - yakni Muharram - dan seutama-utama shalat sesudah shalat wajib ialah shaliatullail - yakni shalat sunnah di waktu malam." (Riwayat Muslim)

Suatu ketika Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mendapati kaum Yahudi sedang berpuasa pada hari ’Asyuura. Lalu beliau bertanya mengapa mereka berpuasa pada hari itu. Merekapun menjelaskan bahwa hal itu untuk memperingati hari dimana Allah telah menolong Nabi Musa bersama kaumnya dari kejaran Fir’aun dan balatentaranya. Bahkan pada hari itu pula Allah telah menenggelamkan Fir’aun sebagai akibat kezalimannya terhadap Bani Israil. Mendengar penjelasan itu maka Nabi shollallahu ’alaih wa sallam-pun menyatakan bahwa ummat Islam jauh lebih berhak daripada kaum Yahudi dalam mensyukuri pertolongan Allah kepada Nabi Musa. Maka beliau-pun menganjurkan kaum muslimin agar berpuasa pada hari ’Asyuura.


Selengkapnya

Kisah Nabi Ismail as

Sampai Nabi Ibrahim yang berhijrah meninggalkan Mesir bersama Sarah, isterinya dan Hajar, di tempat tujuannya di Palestina. Ia telah membawa pindah juga semua binatang ternaknya dan harta miliknya yang telah diperolehnya sebagai hasil usaha niaganya di Mesir.
Al-Bukhari meriwayatkan daripada Ibnu Abbas r.a.berkata:
Pertama-tama yang menggunakan setagi {setagen} ialah Hajar ibu Nabi Ismail tujuan untuk menyembunyikan kandungannya dari Siti Sarah yang telah lama berkumpul dengan Nabi Ibrahim a.s. tetapi belum juga hamil. tetapi walaubagaimana pun juga akhirnya terbukalah rahasia yang disembunyikan itu dengan lahirnya Nabi Ismail a.s. .

Berita terbaru


 

Copyright © 2009 by The Power of Hikmah