Kamis, 13 Oktober 2011

Hubud (Kecintaan) Dunia


"Akan datang masa di mana kamu diperebutkan oleh bangsa-bangsa lain sebagaimana orang-orang berebut melahap isi mangkuk." Para sahabat
bertanya, "Apakah saat itu jumlah kami sedikit ya Rasulullah?"
Rasulullah bersabda, "Tidak, bahkan saat itu jumlahmu sangat banyak, tetapi seperti buih di lautan karena kamu tertimpa penyakit wahn."

Sahabat bertanya, "Apakah penyakit wahn itu ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Penyakit wahn itu adalah cinta dunia dan takut mati."
Rasulullah yang mulia adalah contoh seorang pemimpin yang sangat dicintai umatnya, contoh seorang suami yang menjadi kebanggaan
keluarganya, contoh pengusaha yang dititipi dunia tapi tak diperbudak oleh dunia karena beliau adalah orang yang sangat terpelihara hatinya
dari silaunya dunia. Tidak ada cinta terhadap dunia kecuali cinta terhadap Allah. Kalaupun ada cinta pada dunia, itupun hakikatnya adalah cinta karena Allah jua. Inilah salah satu rahasia sukses
Rasulullah.

Apa yang dimaksud dengan dunia? Firman-Nya, "Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang
melalaikan, ... Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (QS Al Hadiid [57]: 20)


Dunia adalah segala sesuatu yang membuat kita lalai kepada Allah. Misalnya, shalat, shaum atau sedekah tetap dikatakan urusan dunia jika niatnya ingin dipuji makhluk hingga hati lalai terhadap Allah.
Sebaliknya, orang yang sibuk siang malam mencari uang untuk didistribusikan kepada yang memerlukan atau untuk kemaslahatan umat, bukan untuk kepentingan pribadi, maka ia tak dikatakan lalai terhadap Allah, walau aktivitasnya seolah duniawi.
Artinya segala sesuatu yang membuat kita taat kepada Allah, maka hal itu bukanlah urusan dunia.

Bagaimana ciri orang yang cinta dunia? Jika seseorang mencintai sesuatu, maka dia akan diperbudak oleh apa yang dicintainya. Jika
orang sudah cinta dunia, maka akan datang berbagai penyakit hati. Adanya yang menjadi sombong, dengki, serakah atau capek memikirkan
yang tak ada. Makin cinta pada dunia, akan makin serakah, bahkan bisa berbuat keji untuk mendapatkan dunia yang diinginkannya. Pikirannya
selalu dunia, pontang panting siang malam mengejar dunia untuk kepentingan dirinya.

Ciri lainnya adalah takut kehilangan. Seperti orang yang bersandar ke kursi, maka akan takut sandarannya diambil. Orang yang bersandar ke
pangkat atau kedudukan, maka ia akan takut pangkat atau kedudukannya diambil. Karenanya pecinta dunia itu tak pernah bahagia.

Rasulullah yang mulia, walau dunia lekat dan mudah baginya, tapi semua itu tak pernah mencuri hatinya. Misalnya, saat pakaian dan kuda terbaiknya ada yang meminta, beliau memberikannya dengan ringan.
Beliau juga pernah menyedekahkan kambing satu lembah. Inilah yang membuat beliau tak pernah berpikir untuk berbuat aniaya.

Semua yang ada di langit dan di bumi titipan Allah semata. Kita tak mempunyai apa-apa. Hidup di dunia hanya mampir sebentar saja. Terlahir sebagai bayi, membesar sebentar, menua, dan akhirnya mati.
Kemudian terlahir manusia berikutnya, begitu seterusnya.

Bagi orang-orang yang telah sampai pada keyakinan bahwa semuanya titipan Allah dan total milik-Nya, maka tak akan pernah sombong, minder, iri ataupun dengki, bahkan akan selalu siap titipannya
diambil oleh pemiliknya karena segala sesuatu dalam kehidupan dunia ini tak ada artinya. Harta, gelar, pangkat, jabatan, dan popularitas tak ada artinya jika tak digunakan di jalan Allah. Yang berarti dalam
hidup ini hanyalah amal-amal kita. Karenanya jangan pernah ada atau tiadanya dunia ini meracuni hati kita. Adanya jangan sombong, sedikitnya tak usah minder.

Kita harus meyakini bahwa siapapun yang tak pernah berusaha melepaskan dirinya dari kecintaan terhadap dunia, maka akan sengsara hidupnya karena sumber dari segala fitnah dan kesalahan adalah ketika
seseorang begitu mencintai dunia. Semoga Allah mengaruniakan pada kita nikmatnya hidup yang tak terbelenggu oleh dunia.

Ya Allah, ampuni andaikata hati kami terhijab oleh dunia, sombong dengan titipan-Mu, dan kikir menafkahkan harta-Mu. Jangan biarkan dunia ini memperbudak dan menghinakan kami. Muliakan diri kami dengan hati yang ikhlas, dengan kecintaan dan kerinduan kepada-Mu dan Rasul-Mu.

Disadur dari kumpulan tausiah Aa Gym

Comments :

0 komentar to “Hubud (Kecintaan) Dunia”

Posting Komentar


Hadits tentang Puasa Asyura (Hari kesepuluh bulan Muharram

Berdasarkanbeberapa hadits ditemukan anjuran Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam kepada ummat Islam agar melaksanakan puasa di tanggal sepuluh bulan Muharram. Tanggal sepuluh bulan Muharram biasa disebut Yaum ’Aasyuura (Hari kesepuluh bulan Muharram).

Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Seutama-utama berpuasa sesudah bulan Ramadhan ialah dalam bulan Allah yang dimuliakan - yakni Muharram - dan seutama-utama shalat sesudah shalat wajib ialah shaliatullail - yakni shalat sunnah di waktu malam." (Riwayat Muslim)

Suatu ketika Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mendapati kaum Yahudi sedang berpuasa pada hari ’Asyuura. Lalu beliau bertanya mengapa mereka berpuasa pada hari itu. Merekapun menjelaskan bahwa hal itu untuk memperingati hari dimana Allah telah menolong Nabi Musa bersama kaumnya dari kejaran Fir’aun dan balatentaranya. Bahkan pada hari itu pula Allah telah menenggelamkan Fir’aun sebagai akibat kezalimannya terhadap Bani Israil. Mendengar penjelasan itu maka Nabi shollallahu ’alaih wa sallam-pun menyatakan bahwa ummat Islam jauh lebih berhak daripada kaum Yahudi dalam mensyukuri pertolongan Allah kepada Nabi Musa. Maka beliau-pun menganjurkan kaum muslimin agar berpuasa pada hari ’Asyuura.


Selengkapnya

Kisah Nabi Ismail as

Sampai Nabi Ibrahim yang berhijrah meninggalkan Mesir bersama Sarah, isterinya dan Hajar, di tempat tujuannya di Palestina. Ia telah membawa pindah juga semua binatang ternaknya dan harta miliknya yang telah diperolehnya sebagai hasil usaha niaganya di Mesir.
Al-Bukhari meriwayatkan daripada Ibnu Abbas r.a.berkata:
Pertama-tama yang menggunakan setagi {setagen} ialah Hajar ibu Nabi Ismail tujuan untuk menyembunyikan kandungannya dari Siti Sarah yang telah lama berkumpul dengan Nabi Ibrahim a.s. tetapi belum juga hamil. tetapi walaubagaimana pun juga akhirnya terbukalah rahasia yang disembunyikan itu dengan lahirnya Nabi Ismail a.s. .

Berita terbaru


 

Copyright © 2009 by The Power of Hikmah