Kamis, 01 April 2010

Tolong Menolong dalam Kebaikan dan Ketaqwaan

Allah Ta'ala berfirman:
"Dan tolong-menolong engkau semua atas kebaikan dan ketaqwaan." (al-Maidah: 2)
Allah Ta'ala juga berfirman:
"Demi masa, sesungguhnya manusia itu dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman
dan mengerjakan amalan-amatan shalih, juga suka sating pesan-memesan dengan kebenaran serta
saling pesan-memesan dengan saling kesabaran."
13
(al-'Ashr: 1-3)
Imam as-Syafi'i rahimahullah mengucapkan suatu uraian yang
maksudnya ialah bahwasanya seluruh manusia atau sebagian besar dari mereka itu
terlalai untuk memikir-mikirkan isi kandungan surat ini.


178. Dari Abdur Rahman bin Zaid bin Khalid al-Juhani r.a., katanya: "Nabiullah s.a.w.
bersabda:
"Barangsiapa yang memberikan persiapan - bekal - untuk seseorang yang berperang fi-
sabilillah, maka dianggaplah ia sebagai orang yang benar-benar ikut berperang - yakni sama
pahalanya dengan orang yang ikut berperang itu. Dan barangsiapa yang meninggalkan
kepada keluarga orang yang berperang - fi-sabilillah - berupa suatu kebaikan - apa-apa yang
dibutuhkan untuk kehidupan keluarganya itu, maka dranggap pulalah ia sebagai orang yang
benar-benar ikut berperang." (Muttafaq 'alaih)

179. Dari Abu Said al-Khudri r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. mengirimkan suatu
pasukan sebagai utusan untuk memerangi Bani Lihyan dari suku Hudzail, lalu beliau
bersabda: "Hendaklah dari setiap dua orang berangkat salah seorang saja dari keduanya itu -
maksudnya setiap golongan supaya mengirim jumlah separuhnya, sedang separuhnya yang
tidak ikut berangkat adalah yang menjamin kehidupan keluarga dari orang yang ikut
berangkat berperang itu, dan pahalanya adalah antara keduanya - artinya pahalanya sama
antara yang berangkat dengan yang menjamin keluarga yang Derangkat tadi." (Riwayat
Muslim)

180. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w. bertemu
dengan sekelompok orang yang berkendaraan di Rawha' - sebuah tempat di dekat Madinah,
lalu beliau bertanya "Siapakah kaum ini?" Mereka menjawab: "Kita kaum Muslimin."
Kemudian mereka bertanya: "Siapakah Tuan?" Beliau menjawab: "Saya Rasulullah."
Kemudian ada seorang wanita yang mengangkat seorang anak kecil di hadapan beliau lalu
bertanya: "Adakah anak ini perlu beribadat haji?" Beliau menjawab: "Ya dan untukmu -
wanita itu - juga ada pahalanya." (Riwayat Muslim)

13 Saling pesan-memesan dengan kebenaran, yakni tetap dalam ketaatan, keimanan dan keislaman, sedang
pesan-memesan dengan kesabaran, yakni sabar untuk melakukan berbakti kepada Tuhan, melaksanakan
perintah-perintahNya, juga sabar meninggalkan kemaksiatan, kemungkaran serta menjauhi larangan-
laranganNya. Riyadhus Shalihin – Taman Orang-orang Shalih
141

181. Dari Abu Musa al-Asy'ari r.a. dari Nabi s.a.w. bahwasanya beliau s.a.w. bersabda:
"Juru simpan yang Muslim dan dapat dipercaya yang dapat melangsungkan apa yang
diperintahkan padanya, kemudian memberikan harta yang disimpannya dengan lengkap
dan cukup, juga memberikannya itu dengan hati yang baik - tidak kesal atau iri hati pada
orang yang diberi, selanjutnya menyampaikan harta itu kepada apa yang diperintah padanya,
maka dicatatlah ia - juru simpan tersebut - sebagai salah seorang dari dua orang yang
bersedekah - juru simpan dan pemiliknya." (Muttafaq 'alaih)
Dalam riwayat lain disebutkan:
"Yang memberikan untuk apa saja yang ia diperintahkan." Para ulama lafaz
almutashaddiqain dengan fathah qaf serta nun kasrah, karena tatsniyah atau sebaliknya -
kasrahnya qaf serta fathahnya nun, karena jamak. Keduanya shahih

Comments :

0 komentar to “Tolong Menolong dalam Kebaikan dan Ketaqwaan”

Posting Komentar


Hadits tentang Puasa Asyura (Hari kesepuluh bulan Muharram

Berdasarkanbeberapa hadits ditemukan anjuran Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam kepada ummat Islam agar melaksanakan puasa di tanggal sepuluh bulan Muharram. Tanggal sepuluh bulan Muharram biasa disebut Yaum ’Aasyuura (Hari kesepuluh bulan Muharram).

Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Seutama-utama berpuasa sesudah bulan Ramadhan ialah dalam bulan Allah yang dimuliakan - yakni Muharram - dan seutama-utama shalat sesudah shalat wajib ialah shaliatullail - yakni shalat sunnah di waktu malam." (Riwayat Muslim)

Suatu ketika Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mendapati kaum Yahudi sedang berpuasa pada hari ’Asyuura. Lalu beliau bertanya mengapa mereka berpuasa pada hari itu. Merekapun menjelaskan bahwa hal itu untuk memperingati hari dimana Allah telah menolong Nabi Musa bersama kaumnya dari kejaran Fir’aun dan balatentaranya. Bahkan pada hari itu pula Allah telah menenggelamkan Fir’aun sebagai akibat kezalimannya terhadap Bani Israil. Mendengar penjelasan itu maka Nabi shollallahu ’alaih wa sallam-pun menyatakan bahwa ummat Islam jauh lebih berhak daripada kaum Yahudi dalam mensyukuri pertolongan Allah kepada Nabi Musa. Maka beliau-pun menganjurkan kaum muslimin agar berpuasa pada hari ’Asyuura.


Selengkapnya

Kisah Nabi Ismail as

Sampai Nabi Ibrahim yang berhijrah meninggalkan Mesir bersama Sarah, isterinya dan Hajar, di tempat tujuannya di Palestina. Ia telah membawa pindah juga semua binatang ternaknya dan harta miliknya yang telah diperolehnya sebagai hasil usaha niaganya di Mesir.
Al-Bukhari meriwayatkan daripada Ibnu Abbas r.a.berkata:
Pertama-tama yang menggunakan setagi {setagen} ialah Hajar ibu Nabi Ismail tujuan untuk menyembunyikan kandungannya dari Siti Sarah yang telah lama berkumpul dengan Nabi Ibrahim a.s. tetapi belum juga hamil. tetapi walaubagaimana pun juga akhirnya terbukalah rahasia yang disembunyikan itu dengan lahirnya Nabi Ismail a.s. .

Berita terbaru


 

Copyright © 2009 by The Power of Hikmah