Kamis, 23 Juli 2009

Isra' Mi'raj sebagai fenomena Iman dan cermin teknologi masa depan


Allah SWT berfirman dalam surat Al-isra' 1
"Maha Suci Allah, yang telah menjalankan hantbanya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsa yang kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda¬tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengan lagi Maha Melihat".
Kalimat pembuka pada surat dan ayat diatas dengan " Maha Suci Allah SWT " yaitu suatu kalimat yang menggambarkan suatu peristiwa besar yang tentunya mempunyai makna dan hikmah yang sangat dalam bagi peradaban umat manusia.

Peristiwa Isra' Mi'raj Rasulullah SAW meskipun sudah terjadi sekitar ± 1424 H tetap masih menyimpan banyak rahasia, karena pada masa abad 21 sekarang bukan lagi masalah percaya atau tidak namun sebenarnya sudah sampai pada level pembuktian secara eksakta dan logika.
Sekarang mungkin sudah tidak asing lagi mendengar istilah roket, jet, satelit ataupun Sputnik yang diluncurkan ke ruang angkasa atau ke bulan di dalam kelompok matahari (tats surya). Maka kita juga mendengar pada abad ke 7 peristiwa besar yang terjadi di tanah Arab yang lebih hebat dari roket, jet, satelit ataupun Sputnik yaitu peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW, karena beliau tidak saja menembus ruang angkasa disekitar bulan, bahkan sudah sampai pada ufuk yang tertinggi, melalui sistem planet menerobos ruas langit yang maha luas, berlanjut terus kegugusan bintang Bima Sakti, kemudian mengarungi samudra Alam hingga sampailah pada Ruang Yang Mutlak, yang dinamakan "Maha Ruang" inilah yang disebut " Dan dia Muhammad itu di ufuk yang tertinggi"(QS. An-Najm 7)


Sebelum berangkat beliau melakukan persiapan dengan melakukan keadaan setengah tidur_yang tidak lain adala.bermeditasi dan berdzikir kepada Allah SWT. Saat itulah Rasulullah SAW dibawa kedekat sumur Zam-zam untuk operasi jiwa yaitu untuk menyelidiki kalau-kalau didalam batin beliau masih ada yang harus dibersihkan dan badan rasa beliau diambil sejenak agar tidak merasa sakit ketika bersentuhan dengan lapisan-lapisan atmosfir, lalu badan nafsu beliau dicabut oleh malaikat, daya nafsu tersebut dipindahkan dan dialirkan kepusat kesadaran, dari situ dialirkan kepusat ingatan lalu kepusat akal sehingga menuju pusat kemauan, maka terjelmalah daya pikir yang lengkap, sehingga dalam perjalanan ini beliau tetap sadar dan mampu berkomunikasi dengan malaikat dan menceritakan pengalamannya secara lengkap kepada para sahabat. Dan kemudian daya-daya dalam akal dialirkan kearah otak untuk diteruskan kearah budi, dan dengan budi inilah beliau dapat menerima firman-firman Allah SWT seperti difirmankan oleh Allah SWT dalam AL-Quran surat AL-Qolam ayat 4
" Sesungguhnya engkau Muhammad mempunyai budi yang tinggi".

Dalam hal ini Rasulullah SAW dari Makkah menuju Jerusalem (Palestina) dengan kendaraan Buraq beliau singgah di lima tempat yang bersejarah yaitu:Yastrib (Madinah), Madyan, Syajar Musa (tempat Nabi Musa menerima Wahyu), Baitullahm (tempat Nabi Isa dilahirkan) dan Thursina (tempat orang yahudi dimurkai oleh Allah SWT) dan di masing-masing tempat beliau melaksanakan sholat, lalu apakah mungkin Rasulullah SAW mampu melakukan perjalanan (Isra'Mi'raj) tersebut dalam waktu semalam bahkan mampu menembus lapisan langit?
Sebagaimana telah diketahui pergeseran antara unsur-unsur menghasilkan kekuatan tarik-tolak atau magnet, dan magnet mampu menghasilkan listrik, sedangkan listrik mampu menggerakkan benda mati, seperti dinamo, mobil dll. Atau kita ambil suatu contoh dari 1 gram Radium yang dapat menimbulkan tenaga hampir 200 juta kali tenaga kuda dimana berasal dari benda mati yang dapat menggerakkan mesin-¬mesim bahkan meruntuhkan bangunan, begitu pula dengan elektron yang membentuk atom, apabila elektron tersebut runtuh dari susunannya, maka tenaga yang keluar dari proses itu sangat besar yang disebut juga dengan Tenaga Atom. Tenaga atom ini mampu menggerakkan benda dengan kecepatan tinggi sekali seperti peluru atau benda berkecepatan tinggi, kalau saja benda mati dapat menggerakkan benda dengan kecepatan tinggi, lalu bagaimana dengan benda hidup, tentu lebih bisa, yakni apabila bion-bion rohani runtuh dari susunannya, maka akan sangat besar kekuatannya. Oleh karena rohani benda ghaib, maka tentu yang keluar juga tenaga ghaib pula "Meta energi" tenaga inilah yang dinamakan Buraq. Sedangkan kata Buraq itu sendiri mempunyai dua anti; dalam ilmu eksak berarti aliran listrik yang keluar dari benda mati, sedangkan dalam ilmu Abstrak berarti aliran listrik yang dikeluarkan dari benda hidup.
Sekarang kita ambil misal serendah-rendahnya kecepatan Buraq disamakan dengan kecepatan elektris, yaitu 300.000-km/detik, maka kecepatan buraq yang dikendarai Rasulullah SAW menempuh jarak Mekkah ke Palestina sejauh 1500 km itu adalah 1/200 detik.

Lalu bagaimana dengan Malaikat yang mendampingi beliau?. Menurut ilmu fisika eter menjadi zat pembawa/perantara daya elektromagnetik, eter lebih ringan dari udara yang dihirup manusia (02), dalam bahasa Arab disebut dengan "Itsir", kalau eter bergetar niscaya membutuhkan pula zat pembawa yang lebih halus dari eter itu sendiri, sedangkan Rasulullah SAW naik ke ruang angkasa melakukan Isra'Mi'raj membutuhkan zat pembawa yang lebih halus yang mampu mengangkat sekaligus jasmani dan rohani beliau menuju ruang angkasa, makhluk halus itu adalah Malaikat yang diberi nama Jibril (Malaikat pembawa wahyu), sedangkan kecepatan bergerak partikel halus atau malaikat ini jauh melebihi kecepatan gerak yang ada di alam benda, Malaikat diciptakan dari Nur (yang berarti cahaya). Dan dapat dimisalkan sebagai "sinar kosmis" yaitu sinar yang bergelombang paling pendek, karena pendeknya sinar tersebut dapat menembus lapisan angkasa yang berlapis-lapis, jika sinar seperti Rontgen, alpha, beta, gamma dan sejenisnya mampu menembus benda-benda.bagaimana dengan sinar Rasulullah SAW yang hatinya bersih dan suci mendapatkan sinar dari Allah SWT (Tuhan Yang Maha Menyinari), sehingga beliau mampu menembus slam semesta yang menuju ke alam yang dibatasi oleh ruang yang tidak terbatas, yaitu alam Tuhan untuk menerima perintah Shalat secara langsung. Dalam Al-Qur'an surat Al-Ma'arij ayat 4, yang artinya.
'Malaikat dan Ruh naik kehadirat Allah SW'T dalam waktu sehari yang lamanya ( angka Waktu) 50 ribu tahun. "

Kata tahun dalam ayat ini artinya cahaya, berarti 50 ribu tahun cahaya. Menurut perhitungan ilmu
metafisika kecepatan sinar rohani yang paling rendah adalah 30 milyar km tiap detiknya .(3x1010 km /detik) sedangkan menurut ilmu fisika yaitu 300.000 km/detik, - kalau dihitung - untuk melakukan perjalanan ke Alam Tuhan yang berjarak 50 ribu tahun cahaya, maka jarak yang harus ditempuh adalah 50.000x12x30x60x300.000 km 3.24x1014 km. Andaikata menggunakan roket berkecepatan 3000 mil/detik, maka perjalanan tersebut membutuhkan waktu ± 5.000.000 tahun (kalau sampai?), sedangkan menurut perhitungan ihnu metafisika dengan alat roh, manusia yang berkecepatan 3x10;8 km /detik, maka dibutuhkan waktu hanya 15 detik saja. Allahu Akbar!, benar-benar mengagumkan, lalu bagaimana dengan Rasulullah SAW yang melebihi sinar rohani manusia biasa, pasti kurang dari 15 detik.

Jadi peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW oleh Allah SWT bukanlah dongengan kosong dan khayalan fiktif yang iman menjadi terkikis, akan tetapi itu adalah kebenaran hakiki yang teruji secara logis dan lugas untuk membentuk karakter keilmuan umat yang berkwalitas.
Demikianlah sekelumit ilmu Allah SWT yang tertuang dalam Al-Qur'an yang mengajak hambanya untuk menjadikan Al-Qur'an sebagai cermin guns menyongsong masa depan yang penuh perkembangan teknologi baru dan modern dimana membutuhkan kesinambungan antara Imtaq (iman dan taqwa) dan Iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi), dengan tidak meninggalkan konsekwensi iman sebagai landasan sehingga menjadi muslim yang tangguh dan cendikia serta selamat dunia akhirat.

Wallahu A'lam bis showab

Comments :

0 komentar to “Isra' Mi'raj sebagai fenomena Iman dan cermin teknologi masa depan”

Posting Komentar


Hadits tentang Puasa Asyura (Hari kesepuluh bulan Muharram

Berdasarkanbeberapa hadits ditemukan anjuran Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam kepada ummat Islam agar melaksanakan puasa di tanggal sepuluh bulan Muharram. Tanggal sepuluh bulan Muharram biasa disebut Yaum ’Aasyuura (Hari kesepuluh bulan Muharram).

Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Seutama-utama berpuasa sesudah bulan Ramadhan ialah dalam bulan Allah yang dimuliakan - yakni Muharram - dan seutama-utama shalat sesudah shalat wajib ialah shaliatullail - yakni shalat sunnah di waktu malam." (Riwayat Muslim)

Suatu ketika Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mendapati kaum Yahudi sedang berpuasa pada hari ’Asyuura. Lalu beliau bertanya mengapa mereka berpuasa pada hari itu. Merekapun menjelaskan bahwa hal itu untuk memperingati hari dimana Allah telah menolong Nabi Musa bersama kaumnya dari kejaran Fir’aun dan balatentaranya. Bahkan pada hari itu pula Allah telah menenggelamkan Fir’aun sebagai akibat kezalimannya terhadap Bani Israil. Mendengar penjelasan itu maka Nabi shollallahu ’alaih wa sallam-pun menyatakan bahwa ummat Islam jauh lebih berhak daripada kaum Yahudi dalam mensyukuri pertolongan Allah kepada Nabi Musa. Maka beliau-pun menganjurkan kaum muslimin agar berpuasa pada hari ’Asyuura.


Selengkapnya

Kisah Nabi Ismail as

Sampai Nabi Ibrahim yang berhijrah meninggalkan Mesir bersama Sarah, isterinya dan Hajar, di tempat tujuannya di Palestina. Ia telah membawa pindah juga semua binatang ternaknya dan harta miliknya yang telah diperolehnya sebagai hasil usaha niaganya di Mesir.
Al-Bukhari meriwayatkan daripada Ibnu Abbas r.a.berkata:
Pertama-tama yang menggunakan setagi {setagen} ialah Hajar ibu Nabi Ismail tujuan untuk menyembunyikan kandungannya dari Siti Sarah yang telah lama berkumpul dengan Nabi Ibrahim a.s. tetapi belum juga hamil. tetapi walaubagaimana pun juga akhirnya terbukalah rahasia yang disembunyikan itu dengan lahirnya Nabi Ismail a.s. .

Berita terbaru


 

Copyright © 2009 by The Power of Hikmah