Rabu, 29 Januari 2014

Hikmah Lupa dan Penawarnya

Lupa adalah suatu kewajaran bagi manusia. Demikian pula dalam menghafalkan Alquran. Dalam suatu diskusi dengan seorang ustad, saya menanyakan perihal banyaknya orang yang enggan menghafal Al-Quran dengan alasan takut lupa.

Ustad tersebut tersenyum dan menjawab,Orang yang takut menghafal karena takut lupa dianalogikan seperti orang yang tidak mau memiliki uang karena takut hilang. Dia tidak akan pernah kehilangan uang tetapi juga tidak pernah merasakan nikmatnya memiliki uang.

Lupa ibarat sms dari Alquran yang sedang rindu untuk kita baca. Lupa ayat Alquran sejatinya merupakan peringatan kepada kita untuk selalu mengulang dan tidak pernah berhenti mengulang. Lupa adalah pengikat antara seseorang dengan Alquran. Demikianlah faedah lupa.

Semakin sering lupa semakin sering kita mengulang Alquran. Semakin sering mengulang, semakin sering kita membaca Alquran. Dengan frekuensi yang semakin sering dekat dengan Alquran, maka Insya Allah rasa cinta terhadap Alquran semakin bersemi.

Semoga dengan demikian, Allah menyingkap rahasia ilmu Alquran yang luar biasa. M Quraisy Shihab dalam pengantarnya di Buku "Membumikan Alquran menuliskan ucapan Al-Mawdudi, Untuk mengantarkanmu mengetahui rahasia ayat Alquran, tidaklah cukup kau membacanya empat kali sehari.

Maka semestinya ketika Alquran mengirimkan sinyal rindu berupa lupa, kita segera menjawabnya. Kita melakukan usaha untuk menjaganya. Amalan mujarab dari Rasulullah saw yang diberikan kepada Ali bin Abi Thalib mungkin dapat kita coba.

Suatu ketika Ali ra mengeluhkan tentang hafalannya yang sering hilang. Ali ra berkata, Ya Rasulullah , aku korbankan ibu dan ayahku atas engkau. Aku mencoba menghafal Alquran tetapi selalu lupa dan hilang dari ingatanku.

Beliau Saw bersabda,Akan aku ajarkan kepadamu satu cara yang bermanfaat bagimu dan apa yang kamu adukan, sehingga apa saja yang kamu pelajari akan terpelihara dalam ingatanmu.

Kemudian Beliau bersabda, Jika malam Jumat tiba, bangunlah pada akhir malam. Pada saat itu adalah waktu yang sangat baik. Ketika itu malaikat turun dan doa-doa dikabulkan secara khusus oleh Allah.''

''Jika kamu sulit bangun pada waktu itu, maka bangunlah pada pertengahan malam, Jika pada waktu itupun kamu sulit bangun maka bangunlah pada permulaan malam. Dan shalatlah empat rakaat . Bacalah surah Yasin setelah membaca Al-Fatihah pada rakaat pertama. Rakaat kedua setelah Al-Fatikhah bacalah Surat Ad-dukhan. Rakaat ketiga setelah Al-Fatikhah bacalah surat As-sajdah. Pada rakaat keempat setelah Al-Fatikhah bacalah surat Al-Mulk.''

''Setelah selesai membaca Tahiyyat, perbanyaklah memuji Allah swt, lalu kirimkanlah shalawat dan pujian kepadaku. Juga kirimkanlah shalawat kepada nabi dan kaum mu'min. Dan kepada saudara seiman yang sudah meninggal dunia. Mohonkanlah ampunan untuk mereka. Setelah itu bacalah doa ini. (Rasulullah memberikan doa yang cukup panjang. Untuk lebih lengkap dapat dilihat pada kitab Fadhailul Amal : 636 atau browsing internet hadist memperkuat hafalan).''

Kemudian Nabi bersabda, Wahai Ali, kerjakanlah ini selama tiga, lima, atau tujuh Jumat. Insya Allah doamu akan dikabulkan Allah Swt. Aku bersumpah dengan Nama-Nya yang menjadikan aku sebagai nabi, bahwa doa setiap mumin tidak akan dibiarkan tanpa dikabulkan.

Ibnu Abbas ra meriwayatkan setelah lima atau tujuh Jumat, Ali ra datang kepada Rasulullah saw dan berkata, Ya Rasulullah, dulu aku menghafal kurang dari empat ayat, itu pun tidak lama berada dalam ingatanku. Sekarang aku dapat menghafal empat puluh ayat dan aku mengingatnya dengan mudah. Seolah Alquran dibukakan di depanku. Dulu, jika mendengar hadis dibacakan aku kesulitan untuk mengulangnya. Tapi sekarang, jika mendengar hadis lalu meriwayatkan kepada orang lain, aku mampu meriwayatkannya tanpa tertinggal satu huruf pun.

Subhanallah, semoga kita diberi kekuatan untuk menghafal Alquran. Amin

sumber: REPUBLIKA, Oleh: Soraya Khoirunnisa Halim

Comments :

0 komentar to “Hikmah Lupa dan Penawarnya ”

Posting Komentar


Hadits tentang Puasa Asyura (Hari kesepuluh bulan Muharram

Berdasarkanbeberapa hadits ditemukan anjuran Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam kepada ummat Islam agar melaksanakan puasa di tanggal sepuluh bulan Muharram. Tanggal sepuluh bulan Muharram biasa disebut Yaum ’Aasyuura (Hari kesepuluh bulan Muharram).

Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Seutama-utama berpuasa sesudah bulan Ramadhan ialah dalam bulan Allah yang dimuliakan - yakni Muharram - dan seutama-utama shalat sesudah shalat wajib ialah shaliatullail - yakni shalat sunnah di waktu malam." (Riwayat Muslim)

Suatu ketika Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mendapati kaum Yahudi sedang berpuasa pada hari ’Asyuura. Lalu beliau bertanya mengapa mereka berpuasa pada hari itu. Merekapun menjelaskan bahwa hal itu untuk memperingati hari dimana Allah telah menolong Nabi Musa bersama kaumnya dari kejaran Fir’aun dan balatentaranya. Bahkan pada hari itu pula Allah telah menenggelamkan Fir’aun sebagai akibat kezalimannya terhadap Bani Israil. Mendengar penjelasan itu maka Nabi shollallahu ’alaih wa sallam-pun menyatakan bahwa ummat Islam jauh lebih berhak daripada kaum Yahudi dalam mensyukuri pertolongan Allah kepada Nabi Musa. Maka beliau-pun menganjurkan kaum muslimin agar berpuasa pada hari ’Asyuura.


Selengkapnya

Kisah Nabi Ismail as

Sampai Nabi Ibrahim yang berhijrah meninggalkan Mesir bersama Sarah, isterinya dan Hajar, di tempat tujuannya di Palestina. Ia telah membawa pindah juga semua binatang ternaknya dan harta miliknya yang telah diperolehnya sebagai hasil usaha niaganya di Mesir.
Al-Bukhari meriwayatkan daripada Ibnu Abbas r.a.berkata:
Pertama-tama yang menggunakan setagi {setagen} ialah Hajar ibu Nabi Ismail tujuan untuk menyembunyikan kandungannya dari Siti Sarah yang telah lama berkumpul dengan Nabi Ibrahim a.s. tetapi belum juga hamil. tetapi walaubagaimana pun juga akhirnya terbukalah rahasia yang disembunyikan itu dengan lahirnya Nabi Ismail a.s. .

Berita terbaru


 

Copyright © 2009 by The Power of Hikmah