Selasa, 06 Agustus 2013

Diantara Kekhawatiran Orang Mukmin

Bulan Ramadhan yang penuh berkah dan ampunan tahun ini telah usai, banyak amal perbuatan amal shaleh yang telah kita bangun laksana membangun sebuah bangunan, berupa memperbanyak amal ibadah shalat sunnah, membaca al-quran, shalat tawarih, witir, tahajud, dhuha, zakat, melaksanakan infaq dan shadaqoh, dan mengurangi berbuat gibah, adu domba, fitnah, mencela dan hal yang sia-sia dimana yang kesemuanya itu kita kumpulkan di ramadhan dan mungkin beberapa amalan tersebut sangat jarang kita lakukan atau bahkan tidak pernah kita lakukan di hari-hari biasa atau selain bulan ramadhan.

Dalam sebuah hadits dari Ummul mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata:
سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ هَذِهِ الْآيَةِ: "وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ": قَالَتْ عَائِشَةُ: أَهُمْ الَّذِينَ يَشْرَبُونَ الْخَمْرَ وَيَسْرِقُونَ؟ قَالَ: "لَا يَا بِنْتَ الصِّدِّيقِ وَلَكِنَّهُمْ الَّذِينَ يَصُومُونَ وَيُصَلُّونَ وَيَتَصَدَّقُونَ وَهُمْ يَخَافُونَ أَنْ لَا يُقْبَلَ مِنْهُمْ، أُولَئِكَ الَّذِينَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ". 
رواه الترمذي
(3175) ، وصححه الألباني (صحيح سنن الترمذي، 287).
”Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallamtentang ayat ini (al-Mu’minun ayat 60) ‘Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut’. ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata:”Apakah mereka adalah orang-orang yang meminum khamr (minuman keras) dan mencuri?” Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:”Bukan, wahai anak perempuan ash-Shiddiq (Abu Bakar). Akan tetapi mereka adalah orang-orang yang berpuasa, shalat dan sedekah, dan mereka khawatir amalan mereka tidak diterima. Mereka itulah orang-orang yang bersegera dalam kebaikan.” (HR. Imam at-Tirmidzi dan dishahihkan oleh syaikh al-Albani dalam Shahih Sunan at-Tirmidzi (3/287)) 

Dari hadits tersebut ternyata yang dimaksud bukanlah orang yang telah berbuat maksiat, kejelakan, minum-minuman haram, mencuri atau korupsi kemudian dia ingin bertaubat, akan tetapi mereka adalah diantara ciri-ciri  mukmin yang selalu mengerjakan amal kebaikan, berpuasa, selalu mendirikan shalat, bersedekah dan berinfaq dimana dia selalu merasa khawatir dan khauf (takut) kepada Allah SWT jika amal-amalnya tidak diterima.
Disinilah akan muncul sifat khauf(takut), roja(berharap) dan tawadhu(rendah hati) pada diri seorang mukmin dalam menjalani kehidupannya yang dilandasi dengan niat ibadah. Sehingga tidak sempat untuk berbangga, takabur, dan riya, yang jika melakukannya sudah tentu berdosa sedangkan amal ibadahnya belum tentu diterima.

Bagaimana dengan kita? yang kadang sekedar beribadah dan bermal shaleh hanya agar gugur kewajiban dan bahkan terbumbui dengan sikap riya dan ujub. Maka sudah menjadi keharusan kita untuk tidak bangga atas amal ibadah kita khususnya bulan ramadhan, bahkan sebaliknya kita seharusnya khawatir terhadap semua amal-amal kita, apakah amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT atau tidak.

Kadang dalam melaksanakan ibadah di ramadahan kita tidak bersemangat untuk menjadikan amalan (ketaatan) diterima. sesungguhnya diberikannya taufiq (kemudahan) oleh Allah untuk melakukan amalan shalih adalah kenikmatan yang besar, namun kenikmatan tersebut tidak akan sempurna kecuali dengan kenikmatan yang lebih besar dari itu, yaitu nikmat diterimanya amalan tersebut oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Maka di akhir bulan ramadhan dan di bulan syawwal ini, seharusnyalah kita saling mendoakan agar amal ibadah kita baik puasa, shalat sunah, shalat tarawih, shalat witir, shalat tahajud, shalat dhuha, membaca alquran dan mengkajinya, infaq, shadaqah dan lain sebagainya diterima oleh Allah SWT seperti para sahabat dan tabi’in terdahulu..   

dari Zubair bin Nufail berkata “Adalah sahabat – sahabat Rasulullah apabila bertemu pada Hari Raya sebagian dari mereka mengucapkan ‘taqabbalallahu minnaa wa minka’ (semoga Allah menerima amal kami dan amal anda).” sanad Hasan (fathul Bari 2:304). 

jadi bukan mengucapkan "minal aidin wal faizin”  seperti salah kaprah yang banyak dilakukan oleh saudara-saudara kita yang muslim yang menganggap artinya mohon maaf lahir batin. Padahal minal aidin wal faizin  ARTINYA dari orang-orang orang-orang yg kembali fitri dan meraih kemenangan ,dimana itu bukan hadits DAN hanya ungkapan doa saja, yang lengkapnya, " Waj alana wa iyyaakum minal 'aaidin wal faaidzin" (semoga Allah menjadikan kami dan dan anda sekalian dari golongan orang-orang yang kembali (fitri) dan meraih kemenangan).

sedangkan minta maaf tidak ada larangan, bahkan dianjurkan setiap saat, karena pada saat idul fitri kita berjumpa dengan banyak saudara dan orang, kita bisa menggunakan kesempatan moment ini untuk saling memaafkan.

Pantaslah kiranya kita saling mendoakan agar amal ibadah kita diterima karena khawatir amal kita tidak diterima sehingga bisa istiqomah dibulan-bulan selanjutnya sehingga amal ibadah yang laksana bangunan itu tetap kokoh dan berdiri tegak dan tidak merusaknya dengan maksiat dan perbuatan yang dilarang Allah SWT. seperti halnya perumpamaan yang disampaikan oleh Allah SWT dalam firman-Nya QS. An-Nahl 92,yang berbunyi:

"dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali"


Seperti juga halnya Nabi Ibrahim AS ketika meninggikan bangunan kabah, beliau berdoa agar Allah SWT mengabulkan amal ibadahnya.

وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan Kami terimalah daripada Kami (amalan kami), Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui".QS Albaqarah 127

bahkan dalam sebuah kisah para sahabat Nabi Muhammad SAW, yaitu Ibnu Umar ra, pernah berujar, “Seandainya ada satu saja sujudku yang diterima, niscaya itu sudah cukup buatku.”
Jika sahabat Nabi sekelas beliau saja tak yakin bahwa sujudnya yang banyak itu diterima? Bagaimana dengan kita?


Wallahu a’lam bis showab..

Taqobbalallahu minna wa minkum ..waj alana wa iyyaakum minal 'aidiin wal faaidziin..
semoga Allah menerima amal ibadah kita dan kalian di bulan suci ramadhan, dan menjadikan kita dan kalian semua dalam golongan orang-orang yang kembali fitrah dan golongan orang-orang yang meraih kemenangan. Aamiin


SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI  1423H

MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN.

Comments :

0 komentar to “Diantara Kekhawatiran Orang Mukmin”

Posting Komentar


Hadits tentang Puasa Asyura (Hari kesepuluh bulan Muharram

Berdasarkanbeberapa hadits ditemukan anjuran Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam kepada ummat Islam agar melaksanakan puasa di tanggal sepuluh bulan Muharram. Tanggal sepuluh bulan Muharram biasa disebut Yaum ’Aasyuura (Hari kesepuluh bulan Muharram).

Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Seutama-utama berpuasa sesudah bulan Ramadhan ialah dalam bulan Allah yang dimuliakan - yakni Muharram - dan seutama-utama shalat sesudah shalat wajib ialah shaliatullail - yakni shalat sunnah di waktu malam." (Riwayat Muslim)

Suatu ketika Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mendapati kaum Yahudi sedang berpuasa pada hari ’Asyuura. Lalu beliau bertanya mengapa mereka berpuasa pada hari itu. Merekapun menjelaskan bahwa hal itu untuk memperingati hari dimana Allah telah menolong Nabi Musa bersama kaumnya dari kejaran Fir’aun dan balatentaranya. Bahkan pada hari itu pula Allah telah menenggelamkan Fir’aun sebagai akibat kezalimannya terhadap Bani Israil. Mendengar penjelasan itu maka Nabi shollallahu ’alaih wa sallam-pun menyatakan bahwa ummat Islam jauh lebih berhak daripada kaum Yahudi dalam mensyukuri pertolongan Allah kepada Nabi Musa. Maka beliau-pun menganjurkan kaum muslimin agar berpuasa pada hari ’Asyuura.


Selengkapnya

Kisah Nabi Ismail as

Sampai Nabi Ibrahim yang berhijrah meninggalkan Mesir bersama Sarah, isterinya dan Hajar, di tempat tujuannya di Palestina. Ia telah membawa pindah juga semua binatang ternaknya dan harta miliknya yang telah diperolehnya sebagai hasil usaha niaganya di Mesir.
Al-Bukhari meriwayatkan daripada Ibnu Abbas r.a.berkata:
Pertama-tama yang menggunakan setagi {setagen} ialah Hajar ibu Nabi Ismail tujuan untuk menyembunyikan kandungannya dari Siti Sarah yang telah lama berkumpul dengan Nabi Ibrahim a.s. tetapi belum juga hamil. tetapi walaubagaimana pun juga akhirnya terbukalah rahasia yang disembunyikan itu dengan lahirnya Nabi Ismail a.s. .

Berita terbaru


 

Copyright © 2009 by The Power of Hikmah