Rabu, 02 Januari 2013

Saudara, Kekayaan dan Amal

Kata Sahabat Kumail, "Saya bersama-sama Ali telah berjalan ke arah padang pasir pada suatu hari. Saat dia mendekati tanah pekuburan yang terdapat di sit beliau berkata, "Ya ahli-ahli kubur ! Wahai kamu yang telah menghuni di tempat sunyi ini ! Bagaimanakah keadaan kamu di dunia sana ?Setahu kami segala harta peninggalan kamu telah habis dibagi-bagikan, anak-anak kamu telah menjadi yatim dan janda-janda yang kamu tinggalkan telah menikah lagi. Sekarang ceritakan sedikit perihal diri kamu." 

Kemudian sambil menoleh kepada saya, dia berkata, "Ya Kumail! Seandainya mereka bisa bicara, sudah tentu mereka akan mengatakan sebaik-baik bekal ialah taqwa." Airmata bercucuran dari kedua-dua belah matanya. Katanya lagi, "Ya Kumail, kuburan merupakan tempat menyimpan segala perbuatan manusia. Tetapi kita menyadari hakikat ini hanya setelah memasukinya(mati)."

Ada sebuah hadits yang mengatakan, tiap-tiap manusia akan menemui perbuatan-perbuatannyayang baik. Perbuatan-perbuatan baiknya itu akan berupa seorang manusia yang akan menjadi sahabat dan penawar hatinya. Sebaliknya kejahatan-kejahatannya akan berupa seekor binatang yang buas, yang mengeluarkan bau yang busuk dan yang menambahkan kesengsaraannya.

Nabi s.a.w telah bersabda dalam sebuah hadith, "Hanya tiga hal saja yang mengikuti seseorang ke kuburnya; harta-bendanya, kaum kerabatnya dan amal perbuatannya. Harta benda dan kaum kerabatnya akan kembali setelah upacara pengubukrannya. Sedangkan yang tinggal bersamanya hanyalah amalannya saja."

Pada suatu hari Nabi s.a.w telah bertanya kepada para sahabatnya, "Tahukah kamu tentang hubunganmu dengan saudaramu, kekayaan dan amal perbuatanmu ?" Sahabat semua ingin mendengar penjelasan baginda. Nabi pun berkata, "hubungan itu bisa diumpamakan dengan hubungan seorang manusia dengan tiga orang adik-kakaknya. Apabila manusia hampir-hampir akan mati dia pun memanggil salah seorang daripada saudara-saudaranya tadi lalu berkata, "Saudaraku, engkau tahu keadaan aku bukan ? Apakah pertolongan yang dapat engkau berikan ke aku ?" Saudaranya menjawab, "Aku akan memanggil dokter untuk merawat kamu dan aku akanmenjaga kamu. Kalau engkau mati, aku akan mandikan kamu, mengkafankan kamu serta mengusung jenazahmu ke kuburan. Kemudian aku akan mendoakan kamu. Saudaranya ini ialah kaum kerabatnya. Hal yang sama dikemukakan kepada saudaranya yang kedua. Jawabannya begini, "Aku akan berada bersama-sama denganmu selama engkau masih bernyawa. Setelah engkau meninggal, aku akan pergi ke orang lain." Saudaranya yang kedua ini ialah harta kekayaannya. Apabila itu ditanyakan kepada saudaranya yang ketiga, dia menjawab, "Aku tidak akan meninggalkan kamu walaupun di dalam kubur. Aku akan bersama-sama kamu ke tempat itu. Ketika amal perbuatanmu dipertimbangkan, aku akan memberatkan perbuatanmu yang baik." Saudara yang terakhir ini ialah amal yang telah diperbuat. Sekarang yang mana, satu yang menjadi pilihanmu ?" Jawab para sahabat, "Ya Rasulullah tidak ragu lagi saudaranya yang terakhirlah yang paling berguna untuk dirinya."

Comments :

0 komentar to “Saudara, Kekayaan dan Amal”

Posting Komentar


Hadits tentang Puasa Asyura (Hari kesepuluh bulan Muharram

Berdasarkanbeberapa hadits ditemukan anjuran Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam kepada ummat Islam agar melaksanakan puasa di tanggal sepuluh bulan Muharram. Tanggal sepuluh bulan Muharram biasa disebut Yaum ’Aasyuura (Hari kesepuluh bulan Muharram).

Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Seutama-utama berpuasa sesudah bulan Ramadhan ialah dalam bulan Allah yang dimuliakan - yakni Muharram - dan seutama-utama shalat sesudah shalat wajib ialah shaliatullail - yakni shalat sunnah di waktu malam." (Riwayat Muslim)

Suatu ketika Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mendapati kaum Yahudi sedang berpuasa pada hari ’Asyuura. Lalu beliau bertanya mengapa mereka berpuasa pada hari itu. Merekapun menjelaskan bahwa hal itu untuk memperingati hari dimana Allah telah menolong Nabi Musa bersama kaumnya dari kejaran Fir’aun dan balatentaranya. Bahkan pada hari itu pula Allah telah menenggelamkan Fir’aun sebagai akibat kezalimannya terhadap Bani Israil. Mendengar penjelasan itu maka Nabi shollallahu ’alaih wa sallam-pun menyatakan bahwa ummat Islam jauh lebih berhak daripada kaum Yahudi dalam mensyukuri pertolongan Allah kepada Nabi Musa. Maka beliau-pun menganjurkan kaum muslimin agar berpuasa pada hari ’Asyuura.


Selengkapnya

Kisah Nabi Ismail as

Sampai Nabi Ibrahim yang berhijrah meninggalkan Mesir bersama Sarah, isterinya dan Hajar, di tempat tujuannya di Palestina. Ia telah membawa pindah juga semua binatang ternaknya dan harta miliknya yang telah diperolehnya sebagai hasil usaha niaganya di Mesir.
Al-Bukhari meriwayatkan daripada Ibnu Abbas r.a.berkata:
Pertama-tama yang menggunakan setagi {setagen} ialah Hajar ibu Nabi Ismail tujuan untuk menyembunyikan kandungannya dari Siti Sarah yang telah lama berkumpul dengan Nabi Ibrahim a.s. tetapi belum juga hamil. tetapi walaubagaimana pun juga akhirnya terbukalah rahasia yang disembunyikan itu dengan lahirnya Nabi Ismail a.s. .

Berita terbaru


 

Copyright © 2009 by The Power of Hikmah