akhirnya adalah pembebasan dari apa neraka, sebuah makna penegasan
atas rahmat dan ampuan atas kekhilafan hamba-hamba-Nya
yang mau bertaubat.
Inilah sebuah konklusi bulan dimana Allah SWTmembukakan pintu-pintu surga, menutup pintu-pintu neraka, dan dampak dari setan2 yang
terbelenggu.
Lalu sering muncul pertanyaan: kalau setan di belenggu, kenapa masih ada orang tidak shalat, tidak puasa, berbuat
jahat, maksiat dan melanggar perintah2 agama?
Coba kita perhatikan
hadits-hadits
berikut dari beberapa riwayat:
إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ
شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتْ الشَّيَاطِيْنُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ وَغُلِّقَتْ
أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ
الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَيُنَادِيْ مُنَادٍ يَا بَاغِيَ
الْخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ
النَّارِ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ
“Jika malam pertama Romadhan datang, maka setan-setan,
dan jin-jin (durhaka) dibelenggu; pintu-pintu
neraka ditutup. Maka tak ada satu pintu(nya) pun yang terbuka;
pintu-pintu surga dibuka. Maka tak ada suatu pintu pun yang ditutup; Seorang
pemanggil memanggil,”Wahai pencari kebaikan, menghadaplah; wahai pencari
kejelekan, berhentilah”. Allah memiliki hamba-hamba yang dimerdekakan dari
neraka. Demikian itu pada setiap malam”. [HR. At-Tirmidziy dalam Sunan-nya (682), dan
Ibnu Majah dalam Sunan-nya (1642). Hadits ini di-shohih-kan oleh Al-Albaniy
dalam Takhrij Al-Misykah (1960) ]
Diriwayatkan oleh Bukhari, no. 1899. Muslim,
no. 1079, dari Abu Hurairah radhiallahu ’anhu,
bahwa Rasulullah SAW bersabda:
(إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ
الْجَنَّةِ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ، وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ [رواه
مسلم (1079)] وَفِيْ لَفْظٍ: ((وَسُلْسِلَتِ الشَّيَاطِينُ)) [رواه الباخري: 1899)
Yang artinya“Apabila bulan Ramadan tiba,
pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu ditutup dan setan-setan dibelenggu”.
Terlepas dari berbagai pendapat baik itu ada yang menafsiri dengan ketua jin, setan dari
golongan jin yang jahat ataupun setan dari golongan manusia (manusia yang bertabiat
seperti setan).
Coba kita perhatikan, jika dilihat dari kata
"suffidat",atau "sulsilat" dalam ilmu nahwu
sebagai fiil majhul atau kata kerja pasif dimana fail yang tidak
dketahui. untuk itu dalam fiil majhul dikenal dengan istilah naaibul
fail atau pengganti pelaku. karena fiil majhul, maka bermakna
"di-, atau ter-". dari sini dapat diartikan kata "suffidat",atau "sulsilat"
bermakna terbelenggu, terkekang atau terpasung, dan ini seperti bentuk majas. Atau
dalam kalimat “wa Suffidatis/Sulsilatis syaatin yaitu
terbelenggunya/terkekangnya berbagai (tipu daya) syaitan terhadap orang-orang
yang ikhlas dan sungguh-sungguh dalam berpuasa.
dalam hadits ini, posisi setan dalam bulan
ramadhan bisa berarti: prilaku setan merasa terbelenggu dengan putus asa karena
tidak dapat dengan leluasa dan sering gagal mengganggu manusia yang sedang
berpuasa. Baik digoda dari berbagai arah maupun dengan tipu muslihat, manusia
yg berpuasa lebih tahan untuk tidak terjerumus dalam bujuk rayunya.
Dengan kondisi inilah justru setan di bulan
ramadhan berusaha mengerahkan segala kemampuannya untuk mengganggu manusia.
jika tidak mampu dengan makanan, minuman dan nafsu syahwat, maka setan akan
menggangu dan merusak pahala puasa dengan membisikkan hasut, iri, dengki, gosip,
buruk sangka dan gibah. bahkan dengan cara halus tapi sangat menjerumuskan
yaitu dengan kata sanjungan, pujian dari manusia lain, agar muncul dari diri
manusia sifat sombong alias takabur. merasa dirinya, keluarganya, atau
kelompoknya paling hebat, paling pintar atau paling tinggi derajatnya.(Naudzubillah)
Bukankah setan/iblis dari golongan jin telah
berjanji untuk mengganggu manusia sewaktu diusir dari surga oleh Allah SWT
karena kesombongannya?.
Allah SWT berfirman; dalam QS. Al-A’raf 11-18,
yang berbunyi
11. Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu
(Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada Para Malaikat:
"Bersujudlah kamu kepada Adam", Maka merekapun bersujud kecuali
iblis. Dia tidak Termasuk mereka yang bersujud.
12. Allah berfirman: "Apakah yang
menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu aku menyuruhmu?"
Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api
sedang Dia Engkau ciptakan dari tanah".
13. Allah berfirman: "Turunlah kamu dari
surga itu; karena kamu telah menyombongkan diri di dalamnya, Maka keluarlah,
Sesungguhnya kamu Termasuk orang-orang yang hina".
14. iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya
(dan anak cucunya) sampai waktu mereka
dibangkitkan".
15. Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu
Termasuk mereka yang diberi tangguh."
16. iblis menjawab: "Karena Engkau telah
menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari
jalan Engkau yang lurus,
17. kemudian saya akan mendatangi mereka dari
muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak
akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).
18. Allah berfirman: "Keluarlah kamu
(iblis) dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya
Barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi
neraka Jahannam dengan kamu semuanya".
inilah mengapa
pada bulan puasa ramadhan, masih sering kita jumpai orang yang tidak tidak
shalat (Naudzubillah), tidak berpuasa, jahat, hasut, iri, dengki dan
berbagai maksiat, atau bahkan mungkin melihat penampakan-penampakan setan dari
bangsa jin.
Maka dari itu meski pintu surga dibuka
lebar-lebar, pintu neraka ditutup sementara agar manusia senantiasa bertaubat
dan terbebas dari api neraka, manusia tetap yang menentukan, apakah mau
memasuki pintu surga tersebut dengan menahan hawa nafsu, tidak maksiat dengan menjalankan
tuntunan puasa dan syariat islam yang berarti mengekang gerak gangguan setan,
ataukah malah berkompromi dengan setan yang berarti tidak menjalankan tuntunan
puasa dan syariat islam. Yang juga berarti menanti siksa neraka saat terbukanya
pintu neraka yang tertutup.
Dalam beberapa hadits, Rasulullah SAW bersabda, "sesungguhnya
setan mengalir pada diri manusia melalui darah, karena itu, sempitkanlah dengan
berlapar, HR. Bukhari Muslim.
Dan pada riwayat lain,
sesungguhnya setan mengalir pada diri manusia
seiring dengan aliran darah HR. Bukhari.
dan dari riwayat Darimi:
Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Al
'Ala` telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Mujalid dari Amir dari
Jabir ia berkata; Terkadang berdiam dari Jabir, ia berkata; Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian masuk menemui
para isteri yang ditinggal suami, karena sesungguhnya setan berjalan (masuk) dalam
tubuh anak Adam seperti aliran darah." Mereka
bertanya; Juga dalam tubuh engkau? Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Ya, tetapi Allah menolongku atasnya, maka aku pun
selamat.". [HR. Darimi No.2663].
maka karena puasa menjadikan penutup
peluang setan untuk menggoda manusia, disinilah
puasa itu berfungsi sebagai perisai dari gangguan setan. Disamping puasa itu
sendiri adalah wujud ihlasnya ketaatan dan ketaqwaan seorang hamba
Dalam Surat Al-Hijri 15:39-43,
(39). iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh
sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka
memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan
mereka semuanya,
(40). kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis[ihlas
dalam ketaqwaan] di antara mereka".
(41). Allah berfirman: "Ini adalah jalan
yang lurus, kewajiban Aku-lah (menjaganya).
(42). Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada
kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, Yaitu
orang-orang yang sesat.
(43). dan Sesungguhnya Jahannam itu
benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut
syaitan) semuanya.
Semoga kita diberi taufiq untuk mentaati
segala petunjuk dan perintah Allah S.W.T. agar menjadi golongan orang-orang
yang mukhlis dalam ketaatan dan ketaqwaan, sehingga terjaga dari tipu daya setan.
“Katakanlah: “Aku berlidung kepada Tuhan (yang
memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari
kejahatan gangguan (bisikan kejahatan) ke dalam dada manusia. Dari (golongan)
jin dan manusia”.(QS An-Naas: 1-6)
`
Comments :
0 komentar to “Puasa Belenggu Setan? tapi kenapa masih ada maksiat”
Posting Komentar