Makna Hijrah.
Hijriyah disini berasal dari kata
Hijrah, yang dalam bahasa arab yang bisa berarti pindah, yaitu bermakna
berpindah dari kondisi yang tidak baik menuju ke kondisi yang lebih baik, dari
kesedihan menuju kedamaian, dari kebodohan menuju kecerdasan, dari kejelekan
menuju kebaikan dan dari kekufuran menuju ketaqwaan.
Hikmah Hijrah
Hijrah mengajarkan kepada setiap manusia
agar senantiasa berusaha untuk lebih baik dan tidak statis. Tidak mudah pasrah
dengan kondisi yang ada, berupaya memperbaiki kondisi yang ada agar lebih baik
tidak saja dalam urusan duniawi berupa harta, kedudukan maupun ketenaran yang
bersifat sementara dan bahkan bisa menjerumuskan kedalam kefasikan dan
kemungkaran. Akan tetapi lebih dari itu, yaitu agar senantiasa lebih baik
segala amal ibadah urusan ukhrawi dihadapan Allah SWT.
Bergulirnya waktu, dengan bertambahnya
angka tahun hijriyah esok, hakikatnya adalah semakin diingatkannya jatah waktu/masa/umur
manusia yang semakin berkurang. Semakin diingatkannya kita agar terus
bermuhasabah /menghitung-hitung kembali amal perbuatan kita selama ini. Sudahkah
kita melaksanakan shalat dengan sebaik-baiknya dan tidak meninggalkannya?,
sudahkah hari-hari kita diisi dengan memperbanyak baca Al-Quran dari pada baca
media massa?, sudahkah kita mengeluarkan zakat dan infaq dari harta yang kita
peroleh?, sudahkah kita menyedekahkan waktu, jiwa dan raga kita untuk fi
sabilillah?, sudahkah kita berkata dan berlaku sopan santun kepada orang tua, istri/suami,
anak, saudara, tetangga, teman, tetangga hingga rekan kerja? Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang
bisa menjadi bekal dan perlu kita siapkan untuk perjalanan panjang nan abadi
nanti di akhirat.
Begitu pentingnya dan berharganya waktu
bagi kehidupan manusia, yang terus berputar dan tak pernah berhenti ataupun
kembali, hingga Allah SWT mengingatkan hambanya dalam Al-Quran surat Al-Ashr 1-3
yang artinya:
Demi masa (waktu). Sesungguhnya
manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan
nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Dan sabda Rasulullah SAW dari Abdullah
bin Abbas radhiallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah menasehati seorang lelaki :
شغلك، وحياتك قبل موتك اغتنم خمسا قبل خمس: شبابك قبل هرمك، وصحتك
قبل سقمك، وغناك قبل فقرك، وفراغك قبل
“Manfaatkanlah lima perkara sebelum
datangnya lima perkara: masa mudamu sebelum masa pikunmu, masa sehatmu sebelum
masa sakitmu, masa kayamu sebelum masa miskinmu, masa luangmu sebelum masa
sibukmu, masa hidupmu sebelum kematianmu.” [HR Al Hakim. Hadits shahih]
Sedangkan ulama mengatakan, waktu itu
bagaikan pedang, jika kamu tidak memotong (menggunakan)nya, maka waktu-lah yang
akan memotong(meninggalkan mu dalam kerugian). Bukan time is money karena uang
hilang bisa dicari dan kembali. Tapi waktu sedetikpun takkan pernah kembali
Motivasi hijrah
Bergulirnya waktu khususnya hijriyah
tidak saja tahun, namun bulan dan tanggal, secara tidak langsung telah
mengingatkan kita akan pentingnya waktu baik secara spiritual maupun sosial. Sudah
lebih baikkah hari-hari kita dalam bingkai ibadah karena Allah SWT dari pada
hari-hari kemarin?. Dan apakah kita akan terus move on dalam hidup ini dengan
amal perbuatan yang tidak bisa mengantarkan kita lebih taqorrub kepada Allah
SWT?. Hidup sekali bukan sepenuh hati untuk duniawi, namun sekedar masa meniti
bekal ukhrawi nan abadi.
Rasulullah SAW bersabda:
Demi Allah, tidaklah dunia
dibandingkan akhirat, kecuali seperti salah seorang dari kalian mencelupkan
jari (telunjuknya) ke dalam lautan, maka hendaklah ia melihat seberapa yg
tersisa pada (jari) nya. [HR. Ahmad No.17326].
dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kelak pada hari kiamat
akan didatangkan penduduk neraka yang pernah merasakan kenikmatan paling lezat
selama di dunia lalu dia dicelupkan di neraka sekali celupan. Kemudian
ditanyakan kepadanya, ‘Wahai anak Adam, apakah kamu pernah melihat kebaikan?
Apakah kamu pernah merasakan kenikmatan?’. Maka dia menjawab, ‘Sama sekali
tidak pernah, wahai Tuhanku.’ Dan juga didatangkan penduduk surga yang hidupnya
paling susah selama di dunia, lalu dicelupkan sekali celupan di dalam surga.
Kemudian ditanyakan kepadanya, ‘Wahai anak Adam, apakah kamu pernah melihat
kesusahan? Apakah kamu pernah merasakan kesulitan?’. Maka dia menjawab, ‘Sama
sekali tidak pernah, wahai Tuhanku. Aku belum pernah merasakan kesusahan dan
belum pernah melihat kesulitan.’.” (HR. Muslim [2807])
Selamat tahun baru hijriyah semoga
hari-hari semakin lebih baik dan bernilai ibadah kepada Allah SWT.
Comments :
0 komentar to “Hikmah Tahun Baru”
Posting Komentar