Mungkin terasa lebih senang tanpa
berjilbab karena lebih menarik, namun jika semu dan bisa menarik diri tersiksa
di akhirat yang kekal, untuk apa gunanya??.
Allah Ta'ala berfirman :
“Sesungguhnya kehidupan ini hanyalah
kesenangan (yang bersifat sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri
yang kekal.” (QS. Al Mukmin: 39).
Rasulullah
bersabda, “Para wanita
yang berpakaian tetapi (pada hakikatnya) telanjang, lenggak-lengkok, kepala
mereka seperti punuk unta, mereka tidak akan masuk surga dan tiada mencium
semerbak harumnya (HR. Abu Daud) Rasulullah bersabda, “Tidak diterima sholat
wanita dewasa kecuali yang memakai khimar (jilbab) (HR. Ahmad,
Abu Daud, Tirmidzi, bn Majah)
Penelitian ilmiah
kontemporer telah menemukan bahwasannya perempuan yang tidak berjilbab atau
berpakaian tetapi ketat, atau transparan maka ia akan mengalami berbagai
penyakit kanker ganas di sekujur anggota tubuhnya yang terbuka, apa lagi gadis
ataupun putri-putri yang mengenakan pakaian ketat-ketat.
Majalah kedokteran
Inggris melansir hasil penelitian ilmiah ini dengan mengutip beberapa fakta,
diantaranya bahwasanya kanker ganas milanoma pada
usia dini, dan semakin bertambah dan menyebar sampai di kaki. Dan sebab utama
penyakit kanker ganas ini adalah pakaian ketat yang dikenakan oleh putri-putri
di terik matahari, dalam waktu yang panjang setelah bertahun-tahun. Dan kaos
kaki nilon yang mereka kenakan tidak sedikitpun bermanfaat didalam menjaga kaki
mereka dari kanker ganas. Dan sungguh Majalah kedokteran Inggris tersebut telah
pun telah melakukan polling tentang penyakit milanoma ini,
dan seolah keadaan mereka mirip dengan keadaan orang-orang pendurhaka (orang-orang
kafir Arab) yang di dakwahi oleh Rasulullah.
Tentang hal ini Allah
berfirman: ”Dan
ingatlah ketika mereka katakan: Ya Allah andai hal ini (Al-Qur’an) adalah benar
dari sisimu maka hujanilah kami dengan batu dari langit atau datangkanlah
kepada kami azab yang pedih” ( Q.S. Al-Anfaal:32)
Dan sungguh telah
datang azab yang pedih ataupun yang lebih ringan dari hal itu, yaitu kanker
ganas, dimana kanker itu adalah seganas-ganasnya kanker dari berbagai kanker.
Dan penyakit ini merupakan akibat dari sengatan matahari yang mengandung ultraviolet dalam waktu
yang panjang disekujur pakaian yang ketat, pakaian pantai (yang biasa dipakai
orang-orang kafir ketika di pantai dan berjemur di sana) yang mereka kenakan.
Dan penyakit ini terkadang mengenai seluruh tubuh dan dengan kadar yang
berbeda-beda. Yang muncul pertama kali adalah seperti bulatan berwarna hitam
agak lebar. Dan terkadang berupa bulatan kecil saja, kebanyakan di daerah kaki
atau betis, dan terkadang di daerah sekitar mata; kemudian menyebar ke seluruh
bagian tubuh disertai pertumbuhan di daerah-daerah yang biasa terlihat,
pertautan limpa (daerah di atas paha), dan menyerang darah, dan menetap di hati
serta merusaknya.
Terkadang juga
menetap di sekujur tubuh, diantaranya: tulang, dan bagian dalam dada dan perut
karena adanya dua ginjal, sampai menyebabkan air kencing berwarna hitam karena
rusaknya ginjal akibat serangan penyakit kanker ganas ini. Dan terkadang juga
menyerang janin di dalam rahim ibu yang sedang mengandung. Orang yang menderita
kanker ganas ini tidak akan hidup lama, sebagaimana obat luka sebagai
kesempatan untuk sembuh untuk semua jenis kanker (selain kanker ganas ini),
dimana obat-obatan ini belum bisa mengobati kanker ganas ini.
Dari sini, kita
mengetahui hikmah yang agung anatomi tubuh manusia di dalam perspektif Islam
tentang perempuan-perempuan yang melanggar batas-batas syari’at. yaitu bahwa
model pakaian perempuan yang benar adalah yang menutupi seluruh tubuhnya, tidak
ketat, tidak transparan, kecuali wajah dan telapak tangan. Dan sungguh semakin
jelaslah bahwa pakaian yang sederhana dan sopan adalah upaya preventif yang
paling bagus agar tidak terkena “adzab dunia” seperti penyakit tersebut di
atas, apalagi adzab akhirat yang jauh lebih dahsyat dan pedih. Kemudian, apakah
setelah adanya kesaksian dari ilmu pengetahuan kontemporer ini -padahal sudah
ada penegasan hukum syari’at yang bijak sejak 14 abad silam- kita akan tetap
tidak berpakaian yang baik (jilbab), bahkan malah tetap bertabarruj???
Payung tidak mampu menghentikan hujan
tapi dengan payung kita mampu berdiri dalam hujan.
Begitu juga dengan keyakinan, ia mungkin tidak
memberi kejayaan tapi ia mampu memberi kita
kekuatan untuk menghadapi cobaan.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an :“Hendaklah
mereka menutupkan kain tudung(jilbab) ke dada mereka” [QS An-Nur (24):31].
Bahkan seorang Ahli dan spesialis kulit
dan kelamin di Jakarta, dr. Dewi Inong, SpKK, tentang kesehatan muslimah, Menjelaskan
bahwa ternyata busana muslimah itu menyehatkan untuk rambut dan kulit. Serta dengan berjilbab membuat rambut tidak rontok.
Hal ini terbukti dari thesis beliau, Dr.
Inong membuat penelitian khusus untuk hal ini, dengan membandingkan rambut 50
perempuan berjilbab dan 50 perempuan tidak berjilbab. Hasilnya, tidak ditemukan
hubungan yang berarti antara berjilbab dengan kerontokan rambut. namun
berdasarkan pengalaman, setelah berjilbab, rambut justru lebih sehat, lebih
hitam, dan tidak kering, karena terlindung dari sinar matahari.
ternyata antara rambut rontok dan rambut
patah itu berbeda. Rambut dikategorikan rontok jika dalam sehari jumlah yang
rontok lebih dari 100 rambut, dan rontok beserta dengan akarnya. Jika tidak ada
akar, maka itu adalah rambut patah. Rambut patah biasanya disebabkan oleh sampo
yang tidak cocok, atau rambut yang diikat terlalu kencang. Ia mengungkapkan jika
dalam kategori rontok, agar berkonsultasilah ke dokter kulit, agar dibantu cari
solusi yang paling tepat.
Adapun tentang kulit. Sempat ada
pendapat bahwa muslimah yang berpakaian tertutup akan kekurangan vitamin D. Ternyata
hal ini sama sekali tidak benar. Seorang dokter kulit ahli vitamin D dari
Amerika Serikat yang pernah ditemui langsung oleh dr. Inong menyatakan bahwa,
untuk kecukupan vitamin D, berjalan kakilah 30 menit di pagi hari, cukup dengan
bagian wajah dan tangan yang terbuka. Subhanallah, sungguh sesuai dengan
batasan aurat muslimah.
Mengapa perempuan dibedakan busananya
dengan laki-laki? Ternyata karena kulit perempuan memang berbeda dengan
laki-laki. Kulit perempuan lebih tipis, dengan pigmen yang lebih sedikit. Jika
kita bandingkan, untuk ras yang sama, misalnya sesama orang Jawa atau sesama
orang Lampung, maka perempuan akan memiliki kulit yang lebih cerah.
Saat ini jumlah penderita kanker kulit
di Australia sangat tinggi, sehingga kepedulian untuk mulai memakai baju yang
tertutup sedang digalakkan juga di Australia, karena mereka yang berkulit
sangat putih berusaha menggelapkan kulitnya dengan berjemur dengan busana
minimal.
Prinsip kecantikan bagi muslimah adalah
menyenangkan dipandang suami, diridhoi oleh Allah dan Rasul-Njya. Perawatan
fisik tetap diperlukan, namun dalam konteks untuk suami. Ada suami yang memang
tidak pernah mengeluh dengan penampilan istrinya, namun, jika istrinya merawat
diri, biasanya suami akan lebih senang.
Petunjuk oleh Allah pada Al Quran surat
24 ayat 31 ternyata memang itulah yang terbaik untuk berbusana muslimah, kita ternyata memperoleh
banyak hikmah, yaitu terhindar dari penuaan dini, kanker kulit, serta kerusakan
rambut. Bukankah yang lebih mengetahui sebuah produk ada yang membuatnya? Karena
manusia adalah makhluk dan ciptaan Allah SWT, maka Dia-lah tentu yang lebih
tahu tentang yang terbaik buat manusia.
Berikut mungkin beberapa alasan Wanita Enggan
Berjilbab:
1. Jilbab tidak menarik karena takut tidak
cantik atau tidak mau repot. Jawabnya seorang wanita muslimah harus sudi
menerima kebenaran agama Islam, dan tidak mempermasalahkan senang atau tidak
senang. Sebab rasa senangnya itu diukur dengan
barometer hawa nafsu yang menguasai dirinya. Kalau berjilbab takut kulitnya
belang, sebagian legam/gosong terbakar matahari, lebih takut mana belang atau
semua legam/gosong terbakar api neraka nanti. Yang tidak ada penolong pada saat
itu selain amalan ibadah di dunia. Bukankah pakai jilbab juga bisa tampil
cantik, anggun dan menawan??.
2. Takut durhaka kepada orang tuanya yang
melarangnya berpakaian jilbab. Jawabnya adalah kurang memberi pengertian
tentang jilbab kepada keduanya, dan jika mentaati keduanya berarti ikut
mendukung orang tua untuk menjadi sponsor durhaka kepada Allah SWT yang telah
menciptakannya. Rasulullah SAW telah mengatakan agar tidak mematuhi seorang makhluk
dalam durhaka kepada-Nya. Bahkan Allah SWT berfirman:
apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah mengikuti apa
yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul". mereka menjawab:
"Cukuplah untuk Kami apa yang Kami dapati bapak-bapak Kami
mengerjakannya". dan Apakah mereka itu akan mengikuti nenek moyang mereka
walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula)
mendapat petunjuk?. (QS Al-Maidah 5:104)
3. Tidak bisa membeli pakaian yang banyak
memerlukan kain. Jawabannya, orang yang mengatakan alasan seperti itu
adalah karena (pertama) ia benar-benar sangat miskin sehingga tidak mampu
membeli pakaian Islami. Atau (kedua) karena dia Cuma alasan saja, sebab ia lebih
menyukai pakaian yang press sehingga tampak lekuk tubuhnya atau paha mulusnya
bisa kelihatan orang. Bukankah kadang pakaian yang minim juga jauh lebih mahal
dari yang tidak??.
4. Karena merasa gerah dan panas. Jawabannya,
wanita muslimah di Arab yang udaranya lebih panas saja mampu mengenakan pakaian
Islami, mengapa di negara lainnya tidak? Dan orang yang merasa gerah dan panas
mengenakan pakaian Islami, mereka tidak menyadari tentang panasnya api neraka
bagi orang yang membuka aurat. Syetan telah telah menggelincirkan, sehingga
mereka terasa bebas dari panasnya dunia, tetapi mengantarkannya kepada panas
api neraka.
Dibandingkan dengan rasa sakit yang
lain, rasa panas adalah yang paling susah dihilangkan dengan penghilang rasa
sakit. Mungkin itu sebabnya neraka terbuat dari api.
5. Takut tidak istiqamah. Mereka melihat contoh
wanita muslimah yang kurang baik Buat apa mengenakan jilbab sementara, Cuma
pertama saja rajin, nanti juga dilepas. Jawabannya adalah mereka
mengambil sample (contoh) yang tidak cocok, bukan wanita yang ideal (yang
istiqamah) menjalankannya. Ia mengatakan hanya untuk menyelamatkan dirinya. Dan
ia tidak mau mengenakan jilbab karena takut tidak istiqamah. Kalau saja semua
orang berfikir demikian, tentunya mereka akan meninggalkan agama secara
keseluruhan. Orang tidak akan shalat sama sekali karena takut tidak istiqamah,
begitu pula puasa dan ibadah lainnya.
6. Takut tidak laku, jadi selama ia belum menikah,
maka ia tidak mengenakan jilbab. Jawabannya, adalah ucapan itu
sebenarnya tidak sebenarnya. Justru berakibat buruk pada dirinya sendiri.
Sesungguhnya perjodohan adalah nikmat dari Allah yang diberikan kepada siapa
saja yang dikehendaki. Sebagian besar orang sudah meyakini bahwa jodoh di
tangan Tuhan. Betapa banyak gadis yang berjlbab dan menutup aurat dalam
berbusana tetapi lebih cepat mendapatkan jodoh dibandingkan mereka yang
berpakaian seksi. Karena wanita yang menyukai pakaian seksi akan dijadikan
permainan bagi laki-laki iseng.
Gadis-gadis berpakaian seksi dipandang sebagai
gadis murahan. Sesungguhnya suami-suami yang menyukai wanita-wanita yang
berpakaian berani, setengah bugil atau beneran, membuka aurat dan bermaksiat
kepada Allah adalah bukan tipe suami yang baik, yang shalih dan berjiwa besar.
Ia tidak punya rasa cemburu sama sekali terhadap larangan-larangan Allah dan
tidak dapat memberikan pertolongan kepada isterinya kelak. Jadi jika wanita yang
menyukai pakaian seksi atau melepaskan jilbab dengan tujuan mendapatkan jodoh
yang baik, maka hal itu sungguh merupakan suatu kebodohan.
7. Menampakkan anugerah tubuh yang indah atau ingin
menghargai kenikmatan yang diberikan Allah kepadanya. Jawabnya
menghargai atau bersyukur itu dengan porsi yang benar, dengan menjaga agar
tidak menjadikan kemurkaan dari-Nya. Bersyukur itu dengan menghargai
perintah-Nya, yakni menjaga aurat, bukan dengan mengobralnya.
8. Belum mendapat hidayah, jilbab itu ibadah. Jika
Allah memberi hidayah, pasti kami akan mengenakannya. Jawabnya, Allah
menciptakan segala sesuatu itu ada sebab-sebabnya. Misalnya orang yang sakit
jika ingin sembuh hendaknya menempuh sebab-sebab bagi kesembuhannya. Adapun
sebab yang harus ditempuh adalah berikhtiar dan berobat. Sebab orang kenyang
karena makan, dsb. Maka demikian pula orang yang ingin mendapatkan hidayah itu
harus menempuh sebab-sebab datangnya hidayah yakni dengan mencari dan mematuhi
perintah-Nya mengenakan jilbab.
"Katakanlah: "Dia-lah Yang
menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan
hati". (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur." (QS Al Mulk 67: 23)
Bila kita tidak mau menggunakannya maka
pastilah JAHANNAM akan menjadi tempat kita nantinya. Na'uudzubillaahi min
dzaalik.
"Dan sungguh-sungguh Kami
jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka
mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah)
dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat
(tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang
ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai."
(QS Al A'raf 7:179)
9. Belum waktunya. Sebagian ada yang berkata bahwa
mengenakan jilbab itu harus tepat waktunya, misalnya karena masih anak-anak
atau masih remaja. Ada yang akan mengenakannya jika sudah tua. Atau jika sudah
menunaikan ibadah haji. Jawabnya adalah alasan mengulur-ulur waktu itu
hanyalah sebagai sekedar dalil pembenaran saja. Itu sama artinya dengan orang
yang menunda-nunda shalat, menunggu sampai ia berusia tua. Apakah kita tahu
kapan kita akan meninggal dunia? Sedangkan mati itu tidak mengenal usia, tua
maupun muda, sehat maupun sakit. Ingatlah waktu balig adalah waktu dimulainya
pencatatan amal manusia. Pertanyaannya jika tidak berjilbab, sejak balig berapa
poin dosa yang di kumpulkan karena tidak berjilbab, setiap bertemu selain
muhrim?
10. Tidak
mau dianggap sebagai orang yang mengikuti golongan tertentu. Jawabannya,
bahwa anggapan ini karena dangkalnya pemahaman terhadap Islam atau karena
dibuat-buat untuk menutupi diri agar tidak dituduh melanggar syariat. Bukankah
pemberian inisial golongan organisasi massa itu adalah manusia, yang sebelumnya
bisa tidak ada kemudian ada, atau dari ada menjadi tidak ada/dihapus??.Sesungguhnya
di dalam Islam itu hanya ada dua golongan, yaitu golongan Hizbullah, golongan
yang senantiasa menaati perintah Allah dan golongan Hizbus Syaithan, yakni
golongan yang melanggar perintah Allah.
11. Yang di
jilbab, hatinya dulu. Jawabnya, sangat bodohnya alasan ini. Jilbab atau
Hijab itu artinya penutup aurat, berupa fisik yang tampak langsung dari luar.
Sedangkan hati justru harus dibuka dan dilapangkan agar mudah menerima cahaya
kebenaran, keilmuan dan hikmah.
12.
Meskipun berjilbab tetap saja berbuat jahat/maksiat, lebih baik tidak berjilbab
dan tidak jahat/maksiat. Jawabnya, bukankah tidak berjilbab juga
lebih banyak yang berbuat jahat/maksiat dibanding yang berjilbab?. Justru tidak
berjilbab sebenarnya ia lebih berbuat jahat kepada dirinya karena membiarkannya
disiksa kelak karena telah maksiat/membangkang dari perintah-Nya. Jilbab itu konsekuensi
logis ketaatan dan menjaga agar lebih berhati-hati bagi pemakainya bagi
pemakainya. Memang orang yang memakai jilbab belum tentu shalihah tapi orang
shalihah pasti berjilbab, dan memang jilbab tidak menjamin tidak berbuat
jahat/maksiat, tapi menjamin telah melaksanakan kewajiban berhijab/jilbab
perintah Allah SWT. Maka selama tidak
berjilbab/hijab berarti ia telah terus-menerus mengumpulkan pulsa durhaka dan
maksiat kepada Allah berupa dosa selama itu juga.
13.
Berjilbab takut tidak dianggap profesional, Jawabnya, profesionalitas
seseorang adalah dari keahlian ilmu, pengetahuan dan sikap dari seseorang.
Sedangkan jilbab adalah buah ketaatan berupa menambahkan penutup aurat pada
tubuh. Bukankah profesional tidak dilihat dari pakaiannya namun dari
kinerjanya?
14, Takut
dianggap kuper dan kuno, jawabnya, dengan jilbab dan menutup aurat tetap
bisa mengakses berbagai informasi dan beraktifitas normal. Justru yang gak
berjilbab malah kuno seperti jaman belum/kurang ada kain.
15. Takut
dianggap sok alim, jawabnya, Alim atau yang dalam bahasa artinya
mengetahui/cerdas/ pintar, yaitu mengetahui hakikat dirinya dan yang ada
lingkungan sekitarnya adalah milik, dari dan untuk Allah SWT, serta akan
kembali kepada-Nya. Bukankah kita juga menghabiskan rupiah hingga jutaan di
lembaga pendidikan hanya agar menjadi alim. Menjadi yang terbaik dalam ketaatan
adalah pilihan. Jika ingin dipandang baik oleh orang tua, atau orang lain yang
telah memberi apresiasi kepada kita sesuai dengan persepsi mereka yang kadang
tau-kadang tidak kondisi kita sebenarnya, lalu,.. bukankah justru harus menjadi
yang ter-alim dihadapan Allah SWT karena telah memberi semua apresiasi nikmat kepada
manusia yang tidak akan mampu menghitung-hitungnya dan pasti tau bagaimana,
kapanpun dan dimanapun kondisi manusia??
16. Takut
tidak sehat karena tidak bisa mendapatkan vitamin D, Jawabnya untuk kecukupan vitamin D, berjalan kaki 30 menit di pagi
hari sudah bisa dan cukup dengan bagian wajah dan tangan yang terbuka. Disamping
kita juga bisa dari makanan seperti keju, mentega, ikan, serela, kuning telur,
hati sapi, yogurt, jamur, susu dan udang selain dari sinar Matahari.
17. Dengan berjilbab dianggap
diskriminasi dan tidak adil, Jawabnya, ingatlah adil itu tidak selamanya
harus sama, tapi proposional. Justru dengan kemampuan dan ketahanan yang
berbeda diberi kondisi dan beban yang sama itu tidak adil. Begitu juga dengan kulit
perempuan yang lebih tipis dari laki-laki, dengan pigmen yang lebih sedikit.
18, Takut tidak dapat kerja. Jawabnya.
Ingatlah yang menjamin rejeki dan keberkahan rejeki itu Allah SWT. Jika
ukuranya adalah gaji yang banyak, maka perlu diingat, gaji banyak belum tentu
berkah. Bukankah yang punya uang banyak masih saja merasa kurang, belum bisa
tentram dan bahkan korupsi?. Maka kerja dengan menggunakan penutup aurat/jilbab
adalah pilihan. Pilih untung di dunia tapi sengsara di akhirat, atau untung di
dunia dan di akhirat?
Berjilbab memang bukan kesempurnaan pribadi seseorang, tapi dengan berjilbab ialah langkah awal ketaqwaan dalam hukum keislaman seseorang. Karena orang yang memakai helm bukan berarti ia pasti sempurna dalam menjamin keselamatannya tapi helm adalah langkah awal keselamatan dalam kepatuhan dalam hukum berlalulintas.
Orang yang
tidak mau mengambil jalan kebenaran bukan berarti dia belum mendapat HIDAYAH
tetapi dia tidak mau menerima HIDAYAH...dalam sebuah Hadits dari Abu Hurairah
mengatakan bahwa Rasulullah bersabda:
“Setiap
umatku akan masuk Surga, kecuali orang yang ENGGAN,” Para sahabat bertanya, ‘Ya
Rasulallah, siapakah orang yang enggan itu?’ Rasulullah menjawab, “Barangsiapa
mentaatiku akan masuk Surga dan barangsiapa yang mendurhakaiku dialah yang
ENGGAN”. (HR.Bukhari dalam kitab al-I’tisham) (Hadits no. 6851).
Dalam
Al-Quran Allah SWT berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman (kepada para
rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah
memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang
dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Al Hadiid 57:28)
Dan untuk istiqomah dalam taqwa akan mendapati halangan
dan tantangan, bila kita tetap berjihad/bersungguh-sungguh dalam kebenaran
tersebut maka Allah subhanahu wa ta'ala akan terus menunjukkan jalan-jalan-Nya
(selalu memberi HIDAYAH)
Allah SWt berfirman "Dan orang-orang yang
berjihad( berusaha dengan sungguh-sungguh) untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar
akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah
benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik." (QS Al Ankabuut
29:69), Dan di ayat lain:
“Hai orang-orang yang
beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya
adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan
tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (QS Ah Tahrim 66:6)
Sebelum datang penyesalan yang tidak dapat tergantikan
kelak, Allah SWT berfirman:
dan kalau Setiap diri yang
zalim itu mempunyai segala apa yang ada di bumi ini, tentu akan menebus dirinya
dengan itu, dan mereka tampak penyesalannya ketika mereka telah menyaksikan
azab itu. dan telah diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang
mereka tidak dianiaya. (QS. Yunus 10:54)
Kami hanya saling mengingatkan kepada diri sendiri dan
kepada orang yang mau mengambil manfaat peringataan ini.
"Dan tetaplah
memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi
orang-orang yang beriman " (QS Adz Dzariya,51:55) dan.
“Demi masa., Sesungguhnya manusia itu
benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat
menasehati supaya menetapi kesabaran” (QS. Al-Ashr 1-3)
Wallahu a'lam bishshowab..
Comments :
0 komentar to “Kenapa harus berjilbab? Fakta dan alasanya.”
Posting Komentar