Minggu, 07 Maret 2010

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Sarana Cermin Keteladanan Pemimpin Masa Depan


Sesungguhnya pada diri Rasulullah itu adalah menjadi suri tauladan yang baik bagi kamu, yaitu bagi orang-orang yang mengharapkan (rahmat) Ilahi dan (kedatangan) hari kiamat dan orang-orang yang senantiasa ingat kepada Allah." (QS. Al-Ahzab XXXIII: 21).

Rasulullah memang telah wafat ribuan tahun yang lalu, tetapi pengaruhnya, karismatiknya dan keteladanannya tetap abadi hingga sekarang, tidak lapuk dimakan zaman dan tidak lekang dimakan usia. Rasulullah adalah contoh teladan pemimpin yang baik dan sukses yang sepanjang sejarah, bahkan seorang sejarawan non muslim dari barat Michael H. Hart dalam bukunya yang berjudul The 100, rangking of the Most Influential Persons in History (Seratus tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah) menempatkan Rasullullah pada urutan pertama.bukan tanpa alasan melainkan setelah studi yang cukup lama dengan melihat sejarah dan kesuksesan tokoh-tokoh tersebut yang luar biasa.

Kesuksesan Rasulullah dalam memimpin umat diantaranya karena Rasulullah saw. memimpin dirinya sendiri sebelum memimpin orang lain. Rasulullah memimpin penglihatannya, tutur katanya, nafsunya, keinginannya, dan memimpin keluarganya dengan cara terbaik sehingga Beliau mampu memimpin umat dengan cara dan hasil yang terbaik pula. Beliau tidak banyak menyuruh atau melarang apalagi dengan cara diktatoris yang jauh dari nilai-nilai kemanusiaan tapi beliau menjadi contoh dan teladan yang baik. Keteladanan sangat penting karena perbuatan dan tutur kata sangat erat hubungannya.


Rasulullah memimpin tidak hanya dengan fisik namun beliau memimpin dengan kalbu dan hati karena hati tidak dapat disentuh kecuali dengan hati. Rasulullah menabur cinta kepada sesama, dengan tutur kata yang rahmatanlilalamin serta prilaku yang menawan. Berhikmat dengan tulus dengan menafkahkan jiwa dan raganya untuk kemaslahatan ummat bukan untuk kemakmuran diri sendiri, partai, atau golongannya sendiri.

Saat ini kita sering mendengar janji-janji yang manis dari para calon pemimpin dan wakil rakyat, namun janji-janji itu sirna tatkala tujuan sudah dicapainya. jangankan mengayomi banyak rakyat memberi nafkah saja kepada fakir miskin kadang tidak mau dengan berbagai alasan, kadang juga diiringi dengan sindiran, Apakah tidak berpikir suatu saat ketika sudah wafat akan dimintai pertangungjawaban oleh Alloh SWT?.

Ketika Rasullullah Muhammad SAW pada tanggal 9 Zulhijjah 10H di Padang Arafah, saat itu Rasul menyampaikan pidato terakhirnya, yang bisa dikatan sebagai laporan pertanggungjawaban kepada ummat. Banyak kata mutiara keluar dari lisan beliau, ada deklarasi persamaan manusia. hak-hak wanita dan juga penyampaian bahwa agama Islam resmi disempurnakan dan diridhai Allah, yang segera disambut pekik takbir kegembiraan seluruh umat (kecuali Abu Bakar. Beliau malah menangis, karena tahu apa maksud lain dari wahyu tersebut). Di penghujung pidato tersebut, Nabi bersabda, "Nanti di hari pembalasan, kalian akan ditanya oleh Allah tentang apa yang telah aku perbuat pada kalian. Jika kalian ditanya nanti, apa jawaban kalian?" Para sahabat terdiam dan mulai banyak yang meneteskan air mata. Nabi melanjutkan, "Bukankah telah kujalani hari-hari bersama kalian dengan lapar? Bukankah telah kutaruh beberapa batu di perutku karena menahan lapar bersama kalian? Bukankah aku telah bersabar menghadapi kejahilan kalian? Bukankah telah ku sampaikan pada kalian wahyu dari Allah.....?" Untuk semua pertanyaan itu, para sahabat menjawab, "Benar ya Rasulullah!" Kemudian Rasul pun mendongakkan kepalanya ke atas, dan berkata, "Ya Allah saksikanlah...Ya Allah saksikanlah...Ya Allah saksikanlah!" Nabi meminta kesaksian Allah bahwa beliau telah menjalankan tugasnya.

Beberapa rahasia besar Rasulullah hingga menjadi pemimpin terbesar sepanjang sejarah, yang telah mendirikan sebuah empirium yang membentang dari perbatasan India hingga pasir putih tepi pantai Samudera Atlantik(seluruh jazirah Arabia, Mesopotamia, Siria, Palestina. Mesir, Byzantine, Persia Afrika Utara hingga ke tepi Samudera Atlantik, kerajaan Visigothic di Spanyol.juga hampir ke pusat negeri Perancis) sebuah empirium terbesar yang pernah dikenal sejarah manusia. Dan di mana pun penaklukan dilakukan oleh pasukan Muslim, selalu disusul dengan berbondong-bondongnya pemeluk masuk Agama Islam dalam tempo secuwil abad karena pemimpin/khalifah islam yang mempimpin selalu menjiwai ucapan dan prilaku Nabi Muhammad SAW yang diantaranya:
1. Penyampaian risalah/visi yang mendidik rakyat, dimana beliau tidak hanya bicara namun memberi contoh dahulu atas setiap ucapannya, 2. sabar atas kejahilan pengikut ummat dengan tanggapan bijak dan cerdas tanpa harus menyakiti hati pendengar namun menghibur dan memberi solusi. 3. hidup setara dengan standar rakyat umum bahkan Umar R.A meneteskan air mata tatkala melihat Rasul tidur beralaskan tikar hingga punggungnya terlihat bekas lipatan tikar lalu Umar berkata”Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku melihat dan mendengar raja-raja dan pembesar kaum duduk diatas permadani dan singgasana yang indah di istana yang megah, namun aku melihat engkau begitu sederhana?” lalu Rasul hanya tersenyun, karena beliau selalu bersyukur dan selalu ingat akan pertanggungjawabannya nanti. Padahal jikalu mau beliau bisa lebih kaya dari pada seluruh raja yang pernah ada. Dalam satu riwayat Rasulullah bersabda, "Tuhanku telah menawarkan kepadaku dengan menukar bukit-bukit di Mekkah menjadi emas. Tetapi aku mengatakan kepadaNya : Ya Allah, aku lebih suka makan sehari dan lapar pada hari berikutnya, jika aku dalam keadaan lapar, maka aku akan mengingatMu. Dan jika aku dalam keadaan kenyang, maka aku pun dapat memujiMu serta bersyukur atas nikmat-nikmatMu." Juga dalam suatu kisah ada tamu negara pemimpin gereja yang akan menghadap Nabi Muhammad saw. semula membayangkan akan bertemu dengan seorang pemimpin dengan pakaian kebesaran yang mewah, dengan mahkota emas, di istana megah, dengan pengawalan yang ketat. Ternyata yang mereka temui adalah seorang yang ramah tamah, dengan pakaian sederhana, keluar dari istana pondok tanah liat, dengan bekas tikar anyaman daun kurma masih tampak di tangan dan pipinya, karena beliau baru saja bangun tidur. Prof.Dr. Philllip K. Hiiti dari Princenton University mengakui, bahwa Rasulullah yang menjadi teladan ratusan juta umat manusia ternyata merupakan orang yang sangat bersahaja. Rumahnya adalah pondok tanah liat yang sempit dengan perabot rumah tangga secukupnya. Beliau adalah pemimpin agung yang membuat pakaian dan menjahit terompah sendiri. 4. Beliau mempunyai toleransi tinggi terhadap sesama meski terhadap golongan non-muslim. Beliau kadang menerima kunjungan dan bertukar pikiran dengan rahib Nasrani. Rasulullah memperingatkan agar tidak menyakiti hati dan mengganggu orang Nasrani, sebab hal itu sama halnya menyakiti dirinya sendiri. Beliau tidak pernah mengangkat pedang, kecuali jika musuhnya memulai. Dan terhadap musuh, beliau tidak pernah menunjukkan sikap dengki dan balas dendam. Terbukti saat Rasulullah membebaskan kota Mekkah, seluruh penduduk kota yang pernah menghina dan mendatangkan kesengsaraan pada dirinya, justru diberikan amnesty. Allahuakbar!.

Menurut Johan Wolfgang von Goethe, Nabi Muhammad saw. adalah seorang pemimpin terbaik, yang layak ditiru oleh umat manusia, baik dahulu, kini, maupun masa yang akan datang. Beliau adalah manusia yang telah dipilih oleh Tuhan menjadi pemimpin teladan, bukan saja dari sebuah kerajaan duniawi, melainkan juga kerajaan rohani. Beliau merupakan pemimpin yang lahir dan muncul dari bangsanya, setelah berhasil melewati ujian yang berwujud kekufuran, kebiadaban, dan kelaliman, juga setelah melewati masa yang sarat duka derita. Namun beliau juga tetap merupakan pemimpin yang hidup bersahaja di atas puncak kebesarannya. Rasulullah tetap hidup di tengah-tengah rakyat yang dipimpin dan dicintainya
Saat itu Islam bukan sebagai kendaraan politik namun sebagai way of life (jalan hidup) yang mengayomi seluruh manusia yang dihiasi oleh sifat-sifat Rasulullah yang rendah hati (tawadhu'), penyantun, ramah tamah, pemaaf, penyabar, sopan santun, ulet, sederhana, jujur, amanah, cerdas (fathanah) dan berpuluh-puluh sifat lainnya.Imam Gazali menyatakan bahwa tidak kurang dari 36 akhlak yang menghiasi kehidupan Rasulullah. (Ihya' Ulumuddin, jilid IV, hal. 353 s.d. 363).Budipekerti yang mulia itu lebih dahulu diterapkan dan ditunjukkan oleh Rasulullah sendiri dalam pergaulan sehari-hari, sehingga tidak heran apabila akhlak beliau itu laksana magnet yang mampu menarik jarum yang berserakan di sekitarnya. Ucapan-ucapan beliau sesuai dengan sifat dan tingkah lakunya, sesuai kata dengan perbuatan.Akhlak Rasulullah itu telah berhasil melembutkan hati manusia yang kesat, menundukkan sikap yang kasar, menimbulkan respek dan simpati orang banyak, menambah kecintaan orang-orang yang miskin, meyakinkan kaum wanita atas perlindungan yang diberikannya dan lain-lain sebagainya
Pantaslah kalau keteladannya diabadikan dalam Alquran dalam kehidupannya, Rasulullah saw. senantiasa melakukan terlebih dahulu apa yang ia perintahkan kepada orang lain.
Keteladanan ini sangat penting karena sehebat apa pun yang kita katakan tidak akan berharga kecuali kalau perbuatan kita seimbang dengan kata-kata. Rasulullah tidak menyuruh orang lain sebelum menyuruh dirinya sendiri. Rasulullah tidak melarang
sebelum melarang dirinya. Kata dan perbuatannya amat serasi sehingga setiap kata-kata diyakini kebenarannya. Efeknya, dakwah Beliau punya kekuatan ruhiah yang sangat dahsyat. Bukankah dalam Alquran Allah Azza wa Jalla berfirman, "Amat besar kebencian di sisi
Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan" (QS Ashshaf: 3).
Sabda Rasulullah saw. "Sebaik-baik pemimpin kalian ialah yang kalian mencintainya dan dia mencintai kalian. Dia mendoakan kebaikan kalian dan kalian mendoakannya kebaikan. Sejelek-jelek pemimpin kalian ialah yang kalian membencinya dan ia membenci kalian. Kalian mengutuknya dan ia mengutuk kalian." Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bisa berkhidmat dengan tulus dan menafkahkan jiwa raganya untuk kemaslahatan umat. Ia berkorban dengan mudah dan ringan karena merasa itulah kehormatan menjadi pemimpin, bukan mengorbankan orang lain. Alangkah indah jika kita atau wakil rakyat yang dipikirkan adalah bagaimana berusaha menjadi jalan bagi kebaikan orang lain dan berkhidmat pada orang lain, sehingga tiap hari kita berusaha meraup ilmu agar dapat menjadi jalan hidayah. Pemimpin budiman tidak berpikir apa yang akan dia dapatkan dari umat, tetapi apa yang bisa dia berikan kepada umat. Bayangkan andaikata kita bisa menjadi seorang pemimpin yang menjadi suri teladan yang baik di rumah, di kantor, ataupun di lingkungan sekitar.Terbayang jikalau meninggal, anak-anak dan saudara-saudara kita menabur doa setiap waktu karena terkenang akan keindahan pribadi kita. Bila kita seorang pemimpin di keluarga, tidak cukup hanya bisa memberi harta dan materi pada anak istri kita, karena penjahat pun bisa memberi harta. Yang mereka butuhkan adalah perhatian yang tulus, ucapan yang terjaga, perilaku yang budiman, dan keteladanan yang baik. Mungkin terlalu besar kalau kita berpikir bagaimana mengubah bangsa. Untuk itu, marilah kita berpikir bagaimana kita bisa memimpin diri kita sendiri dahulu. Minimal, jangan biarkan diri kita menjadi hina karena mata yang tidak terjaga atau karena tutur kata yang penuh kesombongan. Marilah kita tundukkan hati dan maknai hidup dengan meneladani sifat-sifat Rasul dengan sekuat tenaga, bisa berkhidmat kepada orang lain, karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain karena kita akan dimintai pertanggungjawaban oleh Alloh SWT. Terlebih sesaat lagi bangsa Indonesia akan menghelat hajat besar yaitu pemilihan calon wakil rakyat yang notabene sebagai pemimpin, penerus aspirasi dan tumpuan harapan-harapan masyarakat. Seribu janji-janji ditebar dengan dalih kemakmuran, kemaslahatan dan kemajuan rakyat. Semoga para pemimpin dan calon-calon wakil rakyat kita meneladani sifat-sifat kepemimpinan Rasulullah SAW sehingga kita menjadi bangsa yang baldatun toyyibatun wa rabbun ghaofur.amien

Comments :

0 komentar to “Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Sarana Cermin Keteladanan Pemimpin Masa Depan”

Posting Komentar


Hadits tentang Puasa Asyura (Hari kesepuluh bulan Muharram

Berdasarkanbeberapa hadits ditemukan anjuran Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam kepada ummat Islam agar melaksanakan puasa di tanggal sepuluh bulan Muharram. Tanggal sepuluh bulan Muharram biasa disebut Yaum ’Aasyuura (Hari kesepuluh bulan Muharram).

Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Seutama-utama berpuasa sesudah bulan Ramadhan ialah dalam bulan Allah yang dimuliakan - yakni Muharram - dan seutama-utama shalat sesudah shalat wajib ialah shaliatullail - yakni shalat sunnah di waktu malam." (Riwayat Muslim)

Suatu ketika Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mendapati kaum Yahudi sedang berpuasa pada hari ’Asyuura. Lalu beliau bertanya mengapa mereka berpuasa pada hari itu. Merekapun menjelaskan bahwa hal itu untuk memperingati hari dimana Allah telah menolong Nabi Musa bersama kaumnya dari kejaran Fir’aun dan balatentaranya. Bahkan pada hari itu pula Allah telah menenggelamkan Fir’aun sebagai akibat kezalimannya terhadap Bani Israil. Mendengar penjelasan itu maka Nabi shollallahu ’alaih wa sallam-pun menyatakan bahwa ummat Islam jauh lebih berhak daripada kaum Yahudi dalam mensyukuri pertolongan Allah kepada Nabi Musa. Maka beliau-pun menganjurkan kaum muslimin agar berpuasa pada hari ’Asyuura.


Selengkapnya

Kisah Nabi Ismail as

Sampai Nabi Ibrahim yang berhijrah meninggalkan Mesir bersama Sarah, isterinya dan Hajar, di tempat tujuannya di Palestina. Ia telah membawa pindah juga semua binatang ternaknya dan harta miliknya yang telah diperolehnya sebagai hasil usaha niaganya di Mesir.
Al-Bukhari meriwayatkan daripada Ibnu Abbas r.a.berkata:
Pertama-tama yang menggunakan setagi {setagen} ialah Hajar ibu Nabi Ismail tujuan untuk menyembunyikan kandungannya dari Siti Sarah yang telah lama berkumpul dengan Nabi Ibrahim a.s. tetapi belum juga hamil. tetapi walaubagaimana pun juga akhirnya terbukalah rahasia yang disembunyikan itu dengan lahirnya Nabi Ismail a.s. .

Berita terbaru


 

Copyright © 2009 by The Power of Hikmah