Kamis, 22 Mei 2014

Komunikasi dengan Allah SWT

Bacaan Al-fatihah dalam shalat adalah rukun dan banyak keutamaannya. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Imam Muslim, Abu ‘Awanah dan Baihaqi, “ Rasulullah SAW bersabda: “Tidak sah shalat seseorang jika tidak membaca  Al-Fatihah.”

Rasulullah SAW membaca surat Al-Fatihah dengan berhenti setiap ayat, tidak menyambung  satu ayat dengan ayat berikutnya. Jadi bunyinya.. Bismillahirrahmaanirrahiim..(kemudian berhenti), Alhamdulillahirabbil ‘alamiin.. (kemudian berhenti), Arrahmaanirrahiim..(kemudian berhenti),  begitulah seterusnya sampai selesai. Beliau tidak menyambung ayat satu dengan ayat berikutnya. HR. Abu Dawud dan Sahmi (64-65) disahkan oelh Hakim dan disetujui oleh Dzahabi. Dalam kitab Al-Irwa’ hadits no.343.

Muhammad Nashiruddin Al-Albani berkomentar: Hadits ini mempunyai banyak sanad. Inilah yang pokok dalam masalah ini, lalu ia berkata ; sejumlah imam salaf dan ahli-ahli Al-Quran dahulu sangat senang membaca Al-Quran ayat per ayat, sekalipun ayat yang satu dengan ayat lain itu masih mempunyai satu pengertian. Sunnah Nabi seperti ini ditinggalkan oleh sebagian besar ahli qira’atul qur’an pada masa-masa ini apalagi yang lain”.


Sedangkan keutamaan surat ini adalah ayat komunikasi antara hamba dan Rabb- nya secara langsung .

Dari Jabir ra. Rasulullah SAW bersabda: “ Alloh Maha Suci dan maha Tinggi berfirman: “Aku telah membagi Al-Fatihah menjadi 2 bagian, untuk-Ku dan untuk hamba-Ku. Separuh untuk-Ku dan separuh untuk hamba-Ku dan hamba-ku akan mendapatkan bagian dari permohonan yang diucapkannya. “ Bacalah! Bila hamba membaca –Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin-, Allah Ta’ala menyahut ‘hamba-ku memuji-K.’ . Bila hamba membaca – arrahmaanir rahiim-,Allah Ta’ala menyahut ‘hamba-ku menyanjung-Ku’. Bila hamba membaca –maaliki yaumid diin--,Allah Ta’ala menyahut’ hamba-Ku memuliakan-Ku’. Bila hamba membaca—iyyaka na’budu wa iyyaaka nasta’in--, Allah Ta’ala menyahut ‘Ini bagian-Ku dan bagian hamba-Ku, hamba-Ku akan mendapatkan apa yang dimintanya’. Bila hamba-Ku membaca –ihdinash shiraathal mustaqiim, shiraathal ladziina an ‘amta ‘alaihim ghairil maghdhuubi ‘alaihim wa ladh dhaalliin--, Allah menyahut ‘itu adalah hak hamba-Ku, dia akan mendapatkan apa yang dimintanya. (HR. Muslim, Abu ‘Awanah dan Malik.)

Imam Al-Baji berkata “ Maksud kata Sab’ul matsanni  yaitu 7 ayat dalam surat Al-Fatihah  karena berisikan sanjungan dan pujian kepada Allah SWT yang diucapkan berkali-kali dalam shalat. Al-Fatihah disebut Al-Quranul ‘adhim bukan berarti bahwa surat-surat yang lain tidak agung, tetapi Al-fatihah yang paling utama. sebagaimana halnya Ka’bah disebut baitullah, bukan berarti bahwa masjid-masjid yang lain bukan baitullah, tetapi hanya menyatakan Ka’bah lebih utama dari pada yang lain.”

Bahkan dalam riwata lain. Rasulullah SAW bersabda: “Allah ‘azza wajalla tidak pernah menurunkan ayat seperti Surat Al-Fatihah ini pada Taurat dan Injil. Surat Al-Fatihah adalah tujuh ayat (Sab’ul matsanni) yang selalu dibaca berulang kali, dan bacaan agung yang diberikan kepadaku. HR. Nasa’i dan Hakim. 


Mari berkomunikasi dengan Allah SWT... 

Comments :

0 komentar to “Komunikasi dengan Allah SWT”

Posting Komentar


Hadits tentang Puasa Asyura (Hari kesepuluh bulan Muharram

Berdasarkanbeberapa hadits ditemukan anjuran Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam kepada ummat Islam agar melaksanakan puasa di tanggal sepuluh bulan Muharram. Tanggal sepuluh bulan Muharram biasa disebut Yaum ’Aasyuura (Hari kesepuluh bulan Muharram).

Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Seutama-utama berpuasa sesudah bulan Ramadhan ialah dalam bulan Allah yang dimuliakan - yakni Muharram - dan seutama-utama shalat sesudah shalat wajib ialah shaliatullail - yakni shalat sunnah di waktu malam." (Riwayat Muslim)

Suatu ketika Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mendapati kaum Yahudi sedang berpuasa pada hari ’Asyuura. Lalu beliau bertanya mengapa mereka berpuasa pada hari itu. Merekapun menjelaskan bahwa hal itu untuk memperingati hari dimana Allah telah menolong Nabi Musa bersama kaumnya dari kejaran Fir’aun dan balatentaranya. Bahkan pada hari itu pula Allah telah menenggelamkan Fir’aun sebagai akibat kezalimannya terhadap Bani Israil. Mendengar penjelasan itu maka Nabi shollallahu ’alaih wa sallam-pun menyatakan bahwa ummat Islam jauh lebih berhak daripada kaum Yahudi dalam mensyukuri pertolongan Allah kepada Nabi Musa. Maka beliau-pun menganjurkan kaum muslimin agar berpuasa pada hari ’Asyuura.


Selengkapnya

Kisah Nabi Ismail as

Sampai Nabi Ibrahim yang berhijrah meninggalkan Mesir bersama Sarah, isterinya dan Hajar, di tempat tujuannya di Palestina. Ia telah membawa pindah juga semua binatang ternaknya dan harta miliknya yang telah diperolehnya sebagai hasil usaha niaganya di Mesir.
Al-Bukhari meriwayatkan daripada Ibnu Abbas r.a.berkata:
Pertama-tama yang menggunakan setagi {setagen} ialah Hajar ibu Nabi Ismail tujuan untuk menyembunyikan kandungannya dari Siti Sarah yang telah lama berkumpul dengan Nabi Ibrahim a.s. tetapi belum juga hamil. tetapi walaubagaimana pun juga akhirnya terbukalah rahasia yang disembunyikan itu dengan lahirnya Nabi Ismail a.s. .

Berita terbaru


 

Copyright © 2009 by The Power of Hikmah